Tampilkan postingan dengan label Wisata Edukasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wisata Edukasi. Tampilkan semua postingan

Senin, 18 Maret 2019

REVIEW SALOKA THEME PARK, WAHANA WISATA TERBESAR DI JAWA TENGAH

Maret 18, 2019

REVIEW SALOKA THEME PARK, WAHANA WISATA TERBESAR DI JAWA TENGAH


Saloka?


Awalnya saya juga enggak ngeh dengan Saloka Theme Park ini. Padahal kalau ke Ambarawa sering banget melewatinya. Tapi ngehnya sih Rawa Permai. Hehehe… dari awal dibangun sudah berniat ke sini, etapi baru keturutan hari Minggu, 10 Maret kemarin. Itupun bareng blogger Solo. Hohohoh… Padahal, Saloka Theme Park sudah dibuka semenjak Desember 2018 kemarin. Tak apalah ya, yang penting syudah ke Saloka dan menikmati beberapa wahananya.


Sebelum saya jembrengin wahana-wahana di Saloka, sebelumnya saya mau jelasin dulu nih tentang nama Saloka. Kok namanya Saloka sih? Singkatannya apaan?  Salatiga lor kabupaten Semarang atau apa?


Yang jelas, nama Saloka sendiri masih berhubungan dengan tempatnya. Secara Saloka Theme Park ini kan berada di area Rawa Pening. Tahu enggak sejarah Rawa Pening? Tentang Baru Klinthing itu, hlo? Kalau enggak tahu, boleh googling. Panjang euy kalau saya jelasin di sini.

Saloka sendiri diambil dari nama bapaknya Baru Klinthing yaitu Ki Hajar Salokantara. Dan jadilah nama Saloka.


Wahana-Wahana di Saloka Theme Park

Di Saloka Theme Park ini banyak banget wahananya. Padahal belum semua jadi, hlo. Masih ada beberapa wahana yang dalam proses pembangunan. Akan tetapi, dari beberapa wahana yang ada, rasanya enggak cukup sehari saja deh buat menikmati Saloka Theme Park. Serius, saya dan Pak Wends saja tidak menjajal semua wahananya, hlo. Padahal kami di sana dari siang sampai sore.

Wahana-wahana di Saloka Theme Park ini dibagi menjadi 5 zona, yaitu :
1.     Zona pesisir : Wahana Lumbung Ilmu Galileo, Arena Jejogedan, dan Cakrawala
2.     Zona balalantar : Wahana Angon-Ingon, Kumbang Layang, Jamur Apung, Safari Bocah, dan Adu Nyali
3.     Zona segara prada : Wahana Gonjang-Ganjing
4.     Zona kamayayi : Wahana Kupu-Kupu, Pinguin, dan Polah Bocah
5.     Zona ararya : Wahana Paku Bumi, Bengak-Bengok, Obat-Abit, dan Lika-Liku

Dari beberapa wahana tersebut, saya cuma menjajal Cakrawala, Jamur Apung, Adu Nyali, Wahana Kupu-Kupu, Lika-Liku dan Bangak-Bengok. Dari wahana yang saya coba, Adu Nyali dan Bengak-Bengok yang bikin kapok. Hahahaha…

Cakrawala

Cakrawala ini kalau dipasar malam namanya kurungan, alias bianglala. Cakrawala di Saloka Thme Park ini tingginya sampai 33 meter. Muternya pelan banget, kita bisa melihat pemandangan Rawa Pening dan 5 gunung di sekitar dari ketinggian. Apalagi pas sore hari, viewnya makin bagus. Cucok meyong nih buat yang lagi Pe-De-Ka-Te. Romantic cyin…



Sayangnya, pas saya ke Saloka Thme Park dan naik Cakrawala, eh hujan rintik-rintik. Basah deh… huhuhuhu

Jamur Apung

Wahana kedua yang saya jajal adalah Jamur Apung. Saya naik Jamur Apung bersama Pak Wends, Mas Ditya dan pasangannya. Double date gitu hlo… hehehehe

Foto by Andry Asedino

Namanya juga Jamur Apung, bentuknya ya emang kayak jamur sih dan terapung-apung di sungai buatan. Jalannya muter dan pelan banget. View sekelilingnya bagus, kita bisa naik Jamur Apung sembari menikmati pemandangan sekeliling.

Adu Nyali

Adu Nyali di Saloka Theme Park ini adalah rumah hantu, dolaners. Hmm… boleh jujur enggak sih kalau baru pertama kali ini hlo saya berani masuk ke rumah hantu. Itupun karena siang hari terus rame-rame. Masih serombongan sama Pak Wends, Mas Ditya dan pasangan serta yang paling belakang ada Mas Andry Asedino. Saya? Di tengah dong! Sepanjang perjalanan deg-degan dan jejeritan melulu tanpa menoleh kanan-kiri. Sambil mbatin : kapan nyampai ujungnya sich? Sempat mikir mau keluar lewat pintu darurat juga… hiks
Foto : Ditya Pandu Kisah Foto

Ditanya serem enggak?! Yang namanya rumah hantu mah ya serem. Kaget iya! Tapi ya enggak serem-serem banget kok karena hantunya bukan hantu local. Enggak ada si putih yang paling saya takutin. Kuntilanak, genderuwo juga enggak ada. Tapi ya kalau di suruh masuk lagi? Mending ogah deh!

Wahana Kupu-Kupu

Wahana yang paling santaiii nih. Secara ini sebenarnya bukan wahana untuk orang dewasa melainkan untuk anak-anak. Sebelum naik sih kami nanya ke Mas-Mas yang jagain wahananya : Mas, boleh naik enggak? Begitu dibolehin, kami rame-rame naik…. Hahaha


Wahana Kupu-Kupu ini Cuma muter-muter doang. Kalau kita genjot, kita bakalan naik. Ini hampir mirip sama wahana yang ada di Transmart yang pesawat terbang muter itu, hlo. Ngajakin Juna naik Kupu-Kupu pasti senang banget, secara kalau ke Transmart kan favoritnya juna Pesawat muter itu. Next ya, ke Saloka Theme Park dan focus sama wahana-wahananya anak-anak.


Lika-Liku


Kalau lika-liku ini mah favorit saya banget. Lika-liku di Saloka Theme Park ini adalah roaler coaster. Saya dan rombongan naik 2 kali putaran. Asyique. Pengen naik lagi.

Foto : Andry Asedino

Bengak-Bengok

Kalau dolaners punya penyakit jantung, mending enggak usah naik dech! Bengak-bengok ini kalau di pasar malam namanya kora-kora. Jujur ya, awal naik sudah ragu. Saya pernah muntah pas naik kora-kora di pasar malam. Etapi, ada yang berbeda dengan Bengak-Bengok. Ini kora-kora sambil muter-muter gitu. Naik 2 menit saja sudah teriak udah-udah, sampai ada teman yang nyebut Allahuakbar.

Foto : Andry Asedino

Habis naik Bengak-Bengok, saya langsung teller. Sampai enggak doyan makan di Rimba Kafé. Huhuhuhu…

Yang lain di Saloka Theme Park

Yang lain yang berbeda adalah Jejogedan dan pohon Resi Waringin.

Jejogedan

Jejogedan di Saloka Theme Park ini bagusnya kalau malam hari. Sehari hanya live 3 kali. Kalau malam hari sekitar pukul 19.00 WIB. Bagus banget, sayangnya sich saya enggak sampai malam di Saloka Theme Park

Resi Waringin

Resi Waringin ini pohon lucu karena bisa ngomong dan sukanya ngasih kejutan… hehehe. Kalau dolaners berfoto di depan Resi Waringin, pasti dech digodain Rewi Waringin.


Fasilitas lain di Saloka Theme Park

Di Saloka Theme Park ada shutle car. Shutle car ini akan membawa kita dari area parker ke area Saloka Theme Park. Secara area parker Saloka Theme Park ini luas banget.

Selain shutle car, di Saloka jelas ada resto. Karena ke area Saloka kita dilarang membawa makanan dan minuman dari luar. Sebelum pintu masuk ada kafe yang menyediakan kopi dan harganya sekitar 20 ribuan. Padahal kopinya enak, hlo. Ada penjual es krim juga nih kalau ngajak anak kecil dan doyan es krim. #lirikJuna

Sementara di area dalam, dekat Cakrawala juga ada resto di alam terbuka yang menyediakan pisang bakar, hot dog, bakso bakar, burger, friend chickhen and rice, popcorn, roti bakar dan Japanese long fries. Dan harganya juga sekitar 15 ribu sampai 25 ribu. Untuk harga di area wisata menurut saya sich murah.



Makanan yang saya coba di resto ini adalah beef burger dan Japanese long fries. Beef burgernya itu aselik enak banget. Cuma 25 ribu doang tapi dapat burger dengan daging yang tebal dan empuk. Beli beef burger dijamin kenyang. Sayapun enggak habis hlo buat seporsi beef burgernya.


Untuk Japanese long fries juga rasanya berbeda. Pas ke sana saya nyoba yang rasa cokelat keju, BBQ sama pedas tapi yaaa enggak pedas-pedas banget. Hahaha/// dan long friesnya benerang long, panjang. Seporsi juga sudah bikin kenyang. Untuk harganya sekitar 20 ribuan.

Sementara makanan di Rimba Kafe, saya engga nyoba kecuali buahnya. Sudah teller gegara naik Bengak-Bengok.


Di Rimba Kafe ada live musiknya. Pak Wends nyanyi hlo… hehehe J


Berapa Tiket Masuk Saloka Theme Park

Ada fasilitas, ada harga pula. Untuk weekday (Senin s.d Jum’at) Rp 120.000,- dan untuk weekend (Sabtu dan Minggu) dan libur nasional Rp 150.000,-. Kalau weekday buka sedari pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 18.00 WIB sementara kalau weekend sampai dengan pukul 20.00 WIB.

Lokasi Saloka Theme Park

Lokasi Saloka Theme Park ini strategis, dipinggir jalan. Kalaupun enggak naik kendaraan pribadi, bisa dijangkau dengan naik kendaraan umum seperti bus.

Jl. Fatmawati No. 154 Lopait
Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah
Phone : +62 298 322266

Senin, 09 April 2018

WISATA KELUARGA KE SOLO, #KAPANAJABISA DENGAN AIRY ROOMS

April 09, 2018

WISATA KELUARGA KE SOLO, #KAPANAJABISA DENGAN AIRY ROOMS

Boyolali – Solo, sebenarnya lumayan dekat. Cuma butuh waktu sejam sampai satu setengah jam sudah sampai tempat tujuan. Tapi... mengajak anak jalan-jalan ke Solo naik motor dan tidak menginap itu capek di jalan. Jadi, saya memilih staycation jika niatnya ke Solo adalah jalan-jalan bersama anak.

Solo itu luas. Banyak sekali tempat wisata. Entah wisata budaya, wisata keluarga, mall, cafe dan hotel-hotel juga berdiri gagah menghiasi kota Solo. Solo... kota yang menyimpan sejuta cerita dan selalu ngangeni.



Minggu, 8 April 2018 kemarin, bersama Pak Wends dan Juna, saya jalan-jalan ke Solo. Karena agenda kami memang dolan buat nyenengin Juna, maka kami mengunjungi wisata keluarga yang ramah anak.

Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Taman Balekambang, Manahan. Karena weekend, taman ini ramai sekali. Ada pertunjukan keroncong yang bisa kita tonton secara gratis.



Cukup membayar parkir, kita bisa bermain-main dengan puas. Tidak perlu kelaparan juga, karena di Taman Balekambang banyak sekali orang-orang berjualan makanan. Anak juga tidak bosan karena banyak odong-odong dan anak juga bisa bermain-main di balon besar yang saya tidak tahu apa namanya. Heheh... LOL

Untuk main di balon besar atau odong-odong, cukup merogoh uang Rp 10.000,- saja. Anak bisa main sepuasnya.




Selain itu, di Taman Balekambang juga ada perahu bebek. Kita bisa menyewanya. Ada pula area bermain anak seperti perosotan, ayunan, dan kawan-kawannya. Atau jika anak suka reptil, di Taman Balekambang ini juga ada Taman Reftil Balekambang.


Oh ya, jangan kaget jika dolan ke Balekambang kita berjumpa dengan rusa ataupun kera yang dibiarkan secara liar. Toh mereka juga tidak menggangu kok.

Di Balekambang juga ada galery kesenian. Di sini ada beberapa lukisan wayang. Cocok sih buat orang tua yang ingin mengenalkan wayang kepada anaknya.


Dan yang paling saya suka dari Taman Balekambang selain karena murahnya adalah, anak berseragam di larang masuk.

Setelah puas bermain di Taman Balekambang, saya bersama Pak Wends dan Juna lalu menuju tempat wisata yang akhir-akhir ini lagi ngehits. Di mana lagi kalau bukan di De Tjolomadoe.


Tempat yang dulunya pabrik gula dan kurang menarik untuk dikunjungi ini telah direvitalisasi dan diubah menjadi landmark pusat kebudayaan baru. De Tjolomadoe kini menjadi menjadi destinasi wisata heritage terbaru di Karanganyar dan Jawa Tengah, yang dapat difungsikan menjadi pusat kebudayaan, Concert Hall dengan kapasitas maksimal 3.000 orang, ruang pertemuan dan pameran dengan kapasitas maksimal 1.000 orang, serta area komersial untuk makanan atau minuman maupun kerajinan tangan. 
Sewaktu saya ke sana kemarin, masuk ke De Tjolomadoe masih gratis. Cukup membayar parkir Rp 2.000,- perjam untuk sepeda motor dan Rp 3.000,- perjam untuk mobil. Dan area parkirnya juga luas.


Masuk ke gedung De Tjolomadoe, terasa adem. Banyak sekali spot-spot yang instragamable.  Ada beberapa cafe juga, ada pameran-pameran foto juga. Pokoknya, asyique kok dolan ke De Tjolomadoe.








Untuk area luar juga luas. Si Juna bebas lari ke sana ke mari. Hmm... cocoklah ajak keluarga buat main ke De Tjolomadoe.

Oh ya, De Tjolomadoe ini buka mulai pukul 10.00 WIB yah. Saya ke sana sih waktu itu jam 12.00 an lebih. Pas panas-panasnya, tapi foto jadi bagus.






Selain Taman Balekambang dan De Tjolomadoe, sebenarnya Solo masih menyimpan banyak wisata keluarga. seperti Taman Jebres, Keraton Solo, Taman Satwataru Jurug, dan lain sebagainya.


Untuk kuliner, bagaimana?

Jangan khawatir, Solo itu banyak sekali kulinerannya. Mau kuliner ala cafe, kuliner lesehan di pinggir jalan, tinggal pilih saja.



Kalau saya kemarin sih ke Steak Moen-Moen yang berada di Colomadu. Secara tempat ini berada di antara Taman Balekambang dan De Tjolomadoe. Rasanya lumayan dan harganya sih ramah kantong—menurut saya.

Nginepnya, di mana?

Di Solo itu banyak sekali hotel-hotel yang berdiri gagah. Bahkan, hotel tertinggi se-Jawa Tengah juga ada di Solo. Mau nginep di hotel melati sampai bintang lima, tinggal pilih saja.

Etapi, jika mau menginap di hotel yang full fasilitas tapi per malamnya hanya 200 ribuan saja, coba menginap di Airy Rooms.

Airy Rooms adalah adalah jaringan operator hotel yang bermitra dengan berbagai hotel budget di seluruh Indonesia.

Terdapat tiga jenis kamar yang disediakan Airy Rooms, yaitu Airy Premier, Airy Standart, dan Airy Eco.

Airy Premier dan Standart memberikan jaminan 7 standar fasilitas yang terdapat di setiap kamar, yaitu: layanan Wi-Fi gratis, televisi, air hangat, pendingin ruangan, tempat tidur bersih, amenities, dan air minum.




Sedangkan untuk Airy Eco (kamar Airy Rooms dengan harga ekonomis) menjamin 6 fasilitas di setiap kamarnya yaitu: layanan WiFi gratis, televisi, pendingin ruangan, tempat tidur bersih, amenities, dan air minum gratis.

Di Solo, ada beberapa hotel Airy Rooms. Di antaranya :


Yang paling saya suka dari Airy Rooms adalah harganya yang ramah kantong tapi pelayanannya OK, bahkan ada welcome snacknya juga, serta di Airy ini sering sekali ada promo. Yang jelas sih, kamar hotel Airy mah nyaman.


Mau berwisata kapan saja? Di mana saja? Bisa dong, kan ada Airy Rooms. Airy Rooms, #KapanAjaBisa. 👱👱👱


sumber gambar : blog Airy Rooms dan dokumen pribadi



Kamis, 29 Maret 2018

SASAKAWA PEACE FOUNDATION, SEBUAH HARAPAN BARU UNTUK TAMAN GESANG TAMAN SATWATARU JURUG SOLO

Maret 29, 2018


SASAKAWA PEACE FOUNDATION, SEBUAH HARAPAN BARU UNTUK TAMAN GESANG TAMAN SATWATARU JURUG SOLO

Hay dolaners, apa kabarnya? Sudah berapa purnama yah saya tidak menyambangi rumah maya ini. Dan sekalinya menyambangi, saya mau berbagi cerita soal event yang saya datangi weekend kemarin.

Jadi nih dolaners, pada hari Sabtu tanggal 24 Maret kemarin, Blogger Solo diundang ke sebuah acara yang berada di Taman Satwataru Jurug. Acara tersebut diadakan oleh Dompet Dhuafa.

Acara kemarin itu adalah acara ke-5 dari Dompet Dhuafa. Setelah sebelumnya Dompet Dhuafa memberi bantuan 25 shelter. Di mana bantuan shelter ini diharapkan bisa membantu mereka yang berkontribusi di Taman Satwataru Jurug.


Selain pernah memberikan bantuan 25 shelter, Dompet Dhuafa juga pernah membantu soal pentas budaya dua kali dan pernah memberi bantuan periksa mata dan memberi kaca mata gratis.

Dan kemarin, Dompet Dhuafa membawa Sasakawa Peace Foundation.





Sebelum saya jelaskan lebih lanjut, sebenarnya apa sih Dompet Dhuafa itu? Apa sih Sasakawa Peace Foundation itu?

Dompet Dhuafa yaitu suatu perusahaan nirlaba milik masyarakat Indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana zakat, infaq, sedekah, dan wakaf.

Dompet Dhuafa ini didirikan di Indonesia pada bulan Juli 1993. Dan saat ini sudah memiliki beberapa cabang di China, Jepang, Amerika Serikat, Australia dan perwakilan di Mesir dan Korea.

Dan siapapun sih bisa banget bergabung menjadi relawan Dompet Dhuafa loh, dolaners. Tinggal DM ke twitternya saja.

Sementara Sasakawa Peace Foundation adalah salah satu yayasan sosial yang berasal dari Jepang.

Acara kemarin yah dolaners, disambut hangat oleh anak-anak TK dan masyarakat sekitar. Kedatangan Mrs. Akiko Horiba, Ms. Mariko Hayashi dan Mr. Kazuhiko Tada disambut meriah oleh anak-anak. Dan... ada acara lomba mewarnai juga loh buat mereka.


Sebelum ke inti acara, Mrs. Akiko, Ms. Mariko dan Mr. Tada sempat berkeliling shelter. Mereka ini adalah sosok yang humble, rendah hati dan tidak sombong. Mengikuti mereka berkeliling itu... menyenangkan. Apalagi Mrs. Akiko dan Mr. Tada bisa berbahasa Indonesia.

Bahkan Mr. Tada sendiri mendukung loh dengan hadirnya shelter-shelter itu. Beliau mendukung dengan salah satu UKM di sana yang menjual tas-tas yang terbuat dari kulit. Tidak harus mahal sih katanya, yang penting menunjukkan jati diri kebun binatang Taman Satwataru Jurug.

Hingga akhirnya kami ke inti acara, yaitu tentang Taman Gesang.

Taman Gesang ini merupakan salah satu bagian dari Taman Satwatru Jurug. Taman Gesang ini konon katanya didirikan oleh para pecinta keroncong dari Jepang.

Sedikit info ya dolaners, di Jepang itu lagu Bengawan Solo lumayan terkenal loh. Apalagi di kalangan para orang tua. #nahlohhhh... Jangan bilang kalian anak Indonesia malah tidak tahu dengan lagu Bengawan Solo, yah... malu sama kucing... meong-meong-meong...


Makanya dolaners, kedatangan Sasakawa Peace Foundation ini diharapkan bisa menghidupkan kembali Taman Gesang yang nyaris terabaikan. Bahkan, Sasakawa Peace Foundation juga membuka kerja sama demi kemajuan Taman Satwataru Jurug, khususnya Taman Gesang.


Menurut saya yah dolaners, kedatangan Sasakawa Peace Foundation ini seolah memberi angin segar untuk Taman Satwwataru Jurug. Apalagi Jurug ini merupakan aset. Aset yang jangan sampai diabaikan.

Okelah... di Jurug sudah ada Taman Pelangi yang begitu indah dikunjungi saat malam hari. Dan menurut saya, Jurug akan lebih indah lagi jika Taman Gesang terawat dan kembali dihidupkan.





Oh ya, di Taman Gesang ini ada patung Gedang. Di bawah patung ada loh ukiran not lagu Bengawan Solo. Keren dech pokoknya.

Dolaners, kalau ke Solo, jangan lupa mampir yah... doain juga, ke depannya Taman Satwataru Jurug bakalan menjadi lebih baik lagi. Aamiin.

Minggu, 05 Maret 2017

GEMBIRA LOKA ZOO DAN PARANGTRITIS

Maret 05, 2017
GEMBIRA LOKA ZOO DAN PARANGTRITIS

GEMBIRA LOKA ZOO DAN PARANGTRITIS. Jogja, selalu mengungkap sejarah pada cerita cinta yang tak pernah terlupa seiring berjalannya waktu. Jogja selalu menyimpan kenangan yang selalu membawa kebahagiaan pada masa yang akan datang. Tertoreh cerita dan aku selalu ingin mengulangnya, selalu dan selalu.

Jika berbicara tentang Jogja, sama halnya berbicara pada inginku yang selalu dan selalu mau menginjakkan kaki di Jogja. Iya, Jogja, kota istimewa yang menyimpan cerita cinta tentang kita. *tsaaahhhh.


Tapi kali ini, aku tak akan membahas seputar cerita cinta kita di Jogja. Aku juga tak akan mengungkap sepanjang jalan kenangan di Malioboro yang pernah mengukir sejarah kita. Tapi aku hanya ingin mengungkap tentang dua tempat yang kudatangi seorang diri. Tempat yang sebenarnya ingin kudatangi bersama keluarga kecil dan tempat yang menyimpan cinta tak terungkap akan masa laluku.


Kau pasti tahu di mana itu, iya mana lagi kalau bukan Gembira Loka Zoo dan Pantai Parangtritis. Kau tahu, seharusnya waktu itu aku mengajakmu dan buah hati kita, tapi nyatanya apa? Aku mengajak adikku dan berkelana laksana embak-embak tanpa tanggungan. Dan kau juga tahu, banyak nyinyiran yang pada akhirnya harus kuperdengarkan hingga aku disebut ibu yang tega. Padahal... kau sebenarnya lebih tahu segalanya, bukan?


Tapi aku tak peduli. Karena bulan berikutnya kau dan buah hati kita akan mendatangi Gembira Loka Zoo. Aku juga tak peduli apa kata mereka, karena aku butuh waktu seorang diri untuk mengembalikan kewarasanku sebagai seorang perempuan dengan gelar seorang isteri dan seorang ibu.

Argh... sudahlah. Aku tak akan membahas segala tetek bengek itu. Tapi sejenak biarkan aku bercerita tentang kedua tempat yang kudatangi itu. Karena sejujurnya, aku menaruh harap jika aku, kamu dan buah hati kita akan berkeliling Jogja bertiga, dari Solo naik kereta, lalu kita turun di Stasiun Tugu, mencari hotel di Jogja yang banyak bertebaran di area Malioboro.

Lalu, keesokan harinya kita mendatangi tempat sewa mobil di Jogja. Kita menyewa mobil dan akan berkeliling Jogja. Iya, berkeliing Jogja seperti Rangga-Cinta itu? Bukankah kau dan buah hati kita sudah memberi nama dan memanggilku, Cinta?


Argh... kenapa aku malah kembali berangan? Bukankah aku akan pamer kalau aku naik jet ski. Mungkin jika aku mengajakmu dan buah hati kita, aku tak akan naik jet ski karena buah hati kita merengek-rengek dan tak membiarkanku menerjang danau buatan itu dengan jet ski.


Kau tahu, sebenarnya aku iri pada beberapa kawan yang ke Gembira Loka Zoo bersama keluarga mereka. Tapi tak mengapa, toh akhirnya kau dan buah hati kita berkelana mengintari Gembira Loka Zoo.


Gembira Loka Zoo sangat luas, lebih luas dari Taman Satwataru Jurug yang beberapa bulan lalu kita datangi. Binatangnya juga komplit, bahkan di Gembira Loka Zoo kita bisa melihat pinguin.

Aneka macam burung juga sangat komplit, tempatnya pun bersih. Ada guanya pula. Kurasa, sehari berasa kurang untuk mengelilingi Gembira Loka Zoo dan berkenalan pada setiap binatang yang ada.

Tapi karena waktu yang tak banyak, cukup 3 jam aku dan kawan-kawanku berada di sana. Aku sama sekali tak berkeliling, aku hanya naik jet ski dan menunggu kawanku naik gajah.


Jika kau tanya kenapa aku tak ikut naik gajah, karena sewaktu kecil aku sudah pernah naik gajah. Lagipula, bukankah kau tahu kalau sebenarnya aku ingin mengajak buah hati kita naik kuda?


Hmm... beralih dari Gembira Loka Zoo, aku kembali menapakkan kaki di Parangtritis. Pantai dengan sejuta cerita.

Sejenak, malam ini biarlah aku bernostalgia dengan satu kenangan di saat aku masih sendiri. Disaat waktu masih merestuimu bersama dia, dia yang selalu menjadi mimpi buruk dan luka tersendiri bagiku. Dia yang terdahulu mengenal dan memilikimu. Dan dia... masa lalumu yang sebenarnya kuharapkan tak pernah ada.

Argh, kenapa aku membahasmu dengannya? Bukankah aku hanya ingin bernostalgia dengan kenangan di sudut Parangtritis? Kenangan saat aku bersama kawan-kawan kampus kita bermain di tepi pantai. Bercinta dengan pasir dan ombak. Hingga ternyata tak pernah kupahami, ada dua hati yang teriris melihat tawaku bersama kawan-kawanku.


Kau tahu siapa mereka. Mereka yang menganggapmu merebutku dari mereka. Mereka, iya mereka. Kau sendiri menyadarinya, bahwa perempuan yang kaunikahi ini pernah menjadi racun di antara dua orang sahabat.

Tapi sudahlah... bukankah itu hanya sebuah kenangan, kan? Kenangan yang akan membuatku tersenyum malu tiap kali menginjakkan kaki ke Parangtritis. Seperti akhir tahun kemarin, saat sore menjelang aku kembali menginjakkan kaki ke Pantai Parangtritis. Dan masih tetap tanpa kamu, tapi juga tanpa mereka. Karena kali ini, kuinjakkan kaki di Parangtritis bersama rombongan teman kantor.

Kau tahu, Parangtritis kali ini bagiku terlihat lebih indah. sebenarnya aku menunggu senja datang, dan aku membayangkan mencumbu senja bersamamu. Tapi sayang... aku melewatkannya dan kau, tak di sampingku.


Mungkin kemarin, senja di Parangtritis bersamamu hanya angan yang tak tersampaikan, seperti cinta mereka yang terpendam bersama ombak Parangtritis. Tapi aku selalu berharap, tahun ini kita akan menikmati senja di Parangtritis, entah hanya berdua, atau bertiga bersama buah hati kita.


Kemarin, Parangtritis begitu ramai. Banyak keluarga yang menikmati Pantai Parangtritis. Banyak anak-anak naik ATV ataupun delman. Dan kau tahu, ada turis yang tengah Liburan di Indonesia dan menginjakkan kakinya di Parangtritis. Dan, jangan bilang-bilang ya, aku dan adikku (yang kebetulan menemaniku) mengikuti pose berfoto mereka. Hehehe...


Itulah... itulah ceritaku bersama Jogja yang aku kunjungi tanpamu. Kau tahu, sehari di Jogja tak memberikan kepuasan bagiku, tanpa tanpamu dan buah hati kita, kupuaskan sehari di Jogja.



Karena mimpiku, hari esok kita bertiga akan berkeliling Jogja bersama. Menginap di Jogja, menyewa mobil dan mengukir sejarah di kota Jogja, kota penuh cinta.