Tampilkan postingan dengan label Wisata Alam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wisata Alam. Tampilkan semua postingan

Rabu, 20 Desember 2017

NAPAK TILAS HUTAN PINUSAN MAGELANG PENUH KENANGAN

Desember 20, 2017
NAPAK TILAS HUTAN PINUSAN MAGELANG PENUH KENANGAN

Boyolali, 2011

“Besok kamu ikut WD and friends jalan-jalan enggak?” SMSmu di suatu maam Sabtu. Aku ingat dengan jelas, kala itu malam Sabtu. Beberapa hari sebelumnya WD mengajakku untuk jalan-jalan ke Magelang bersama teman-temanmu.

“Kayaknya enggak dech...” Jawabku dengan santai.

“Yah, enggak seru dong...” Balasmu.

Aku tersenyum. “Ajak ajah cewek kamu, biar seru. Kenalin ke temen-temen!”

“Cewek?”

“Iyalah cewek kamu! Aku besok ada acara. Bhay...”


Akupun mengakhiri percakapan kita. Dan keesokan harinya, akupun ke kantin kampus. Kulihat kau sudah ada di sana, kau tersenyum agak manyun. Aku bersalaman denganmu dan teman-teman lainnya.

“Katanya enggak ikut?” tanyamu memulai percakapan.

“Ya, aku kan ngerjain kamu. Lagian aku udah janji mau boncengan sama Kodok,” jawabku santai. Masih ala aku yang suka tersenyum dan menggoda.


Kau cukup tahu, aku adalah perempuan jomblo yang memang tak ada pasangan dan menikmati kesendirian bersama kawan. Kau juga paham, Kodok adalah teman sekelasku. Dia parthner yang setia denganku. Bahkan di saat orang-orang mengatai kami pacaran, dia tetap setia menjadi parthnerku. Dan kau cukup tahu, karena dia antara kami memang tak pernah ada rasa, maka kami menikmati masa berdua kami hingga saat ini (saat akhirnya aku menjadi milikmu dalam ikatan yang disaksikan oleh Tuhan).

Aku menikmati perjalanan kali ini. Perjalanan menuju barat Boyolali. Kata WD, kita akan jalan-jalan ke Hutan Pinus Magelang. Melewati jalanan berkelok dan menanjak, sesekali aku bergurau bersama Kodok. Hahaha...


Dan aku tak tahu arah jalan. Pun dengan WD dan kawan yang lain. Akhirnya kita semua berhenti di sebuat area Pinusan yang ku tak yakin kalau tempat itu adalah Hutan Pinus yang kita tuju. Tapi, aku cukup menikmati area ini. Di sini kita berfoto-foto mengabadikan kenangan.

Hingga akhirnya kau mengajakku berfoto. Akupun mengiyakannya meskipun aku tak mau berfoto berdua. Aku tahu kau bukan lelaki jomblo, aku tak mau ada salah paham di antara kita.


Kita berfoto bersama salah seorang kakak tingkatmu yang juga perempuan. Kau berpose di tengah. Cukup lucu...

Dan seingatku, malam hari setelah kita jalan bareng-bareng, kau kembali menghubungiku. Kau meminta izin padaku untuk menyimpan foto kita dan mengcropnya agar hanya ada aku dan kamu. jawaban TERSERAH adalah jawaban paling aman waktu itu.

Hingga malam-malam berikutnya, kau selalu mengirim SMS padaku. Kita berSMSan sembari mendengarkan radio yang sayangnya gelombangnya sekarang sudah tiada. Kita saling sindir menyindir dan mengirim pesan untuk orang yang kita sayang. Dan entahlah... ketika Tuhan memberikan jalan bahwa kita adalah JODOH...

***
Boyolali – Magelang 2017

Jika orang-orang mengenal Magelang karena keberadaan Candi Borobudur sebagai 7 keajaiban dunia dan mengenal Magelang akan keberadaan Gereja Ayam Bukit Rhema karena Rangga-Cinta, maka aku mengenal Magelang saat kau malu-malu mendekatiku.

Magelang adalah kota penuh kenangan. Di sana ada kenanganku bersama keluarga besarku. Dulu, sewaktu aku masih kecil dan ketika aku beranjak remaja, aku pernah diajak oleh keluarga besar ke Candi Borobudur. Tapi sayang, panas Borobudur membuatku pingsan. Hingga kini, aku akan berpikir dua kali jika ke sana.

Tak hanya itu saja, Magelang adalah kota kenangan kau dan aku. Kenangan saat awal kau mendekatiku dengan malu-malu. Puluhan pohon pinus menjadi saksi bisu saat rasa itu belum mampu kau ucap.

Dan setelah kita jadian, saat jam kuliahku kosong, pun dengan jam kuliahmu, kau mengajakku ke Ketep Pass. Aku masih ingat dengan jelas, kala itu gerimis tak diundang membasahi perjalanan kita.

Pun dengan minggu lalu. Setelah beberapa hari ini kita terlalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing, akhirnya kaupun mengajakku jalan berdua dan menitipkan anak kita ke orang tuaku (Seperti biasanya).

09.30 kita memulai perjalanan. Langit masih cerah. Tetapi, menginjak sepertiga perjalanan, terkadang gerimis masih saja menggoda. Kau tetap keukeuh melanjutkan perjalanan. Kapan lagi kita nikmati waktu berdua, toh minggu depan saat libur sekolah tlah tiba, waktuku akan banyak kuhabiskan bersama anak kita.

Aku pasrah. Ku menikmati perjalanan kita yang terkadang ditemani gerimis. Aku acuhkan inginku untuk mengabadikan perjalanan kita dalam bentuk video. Rasanya, saya sekali jika smartphoneku bersentuhan dengan air hujan. Maka, kubiarkan saja perjalanan kali ini terlewat begitu saja.

Tujuan awal dari perjalanan kita adalah Top Selfie Kragilan, Magelang. Objek wisata hutan pinus yang satu ini memang sedang ngehits dan ‘sepertinya’ tempatnya instagramable sekali. Aku bisa bicara seperti ini karena aku sering melihat foto-foto nan indah menggoda yang berseliweran di IG-ku tentang Top Selfie Kragilan ini.

Tapi sayangnya, aku dan kamu sama-sama belum pernah ke Top Selfie Kragilan dan sama-sama tak tahu jalannya. Dari info yang kita dapat, Top Selfie ini dari Ketep Pass lurus terus. Pun dari Google Map. Yasudahlah, kita lanjutkan perjalanan.

Hingga kita terhenti saat ada tulisan “Objek Wisata Pinusan Grenden”. Kupikir, di sinilah Top Selfie Kragilan. Meskipun di gerbang masuknya tulisannya Pinusan Grenden. Yang pasti sama-sama objek wisata hutan pinus, kan?

Cukup bermodal Rp 8000,- saja kita memasuki objek wisata pinusan ini. Itupun sudah termasuk parkir dan tiket masuk. Kita juga tak jauh berjalan kaki lantaran motor ataupun mobil bisa naik ke atas. Berbeda ceritanya dengan perjalanan kita saat ke Gancik dulu.


“Kayaknya ini bukan Top Selfie dech, Yah?” ucapku padamu. Karena dalam pandanganku, Top Selfie yang  fotonya sering kulihat di Instagram tak seperti ini. Tapi tak mengapalah, toh tempat ini juga asyik. Lumayan instgramable. Luas. Belum begitu rame dan yang jelas murah meriah.

Untuk beerapa spot, kita tidak harus mengelurkan uang hanya demi berfoto. Seperti beberapa spot di bawah ini. Duduk di atas bukut dan menikmati pemandangan, ayunan, rumah terbalik, ala-ala putri bunga dan ala-ala princess of the moon ini. Aku berfoto di semua spot ini free, enggak mengeluarkan uang sepeserpun.








Tapi, ada tiga spot di dekat warung yang jika kita ingin berfoto di sana kita harus membayar. Membayar Rp 5000,- untuk 3 tempat. Jika ingin berfoto di 3 spot (9 tempat), ya membara Rp 15.000,-. Buatku, uang segitu wajarlah untuk perawatan tempatnya, toh membuat ayunan, rumah pohon dan teman-temannya juga butuh dana. Perawatannya juga butuh dana. Kalau membayar yah wajarlah.

Untuk jajan di tempat ini juga murah. Saat hujan mulai turun dan perut menginginkan yang anget-anget, ada penjual bakso, teh hangat, kopi hangat, gorengan dan mie. Harganya juga ramah di kantong. Bagaimana tidak? Untuk warung di tengah ‘hutan’, semangkuk bakso cukup Rp 7000,-, segelas kopi Rp 3000,- dan satu mendoan cukup Rp 1000,-. Murah sekali, bukan?


Tempat yang orang sebut Bukit Grenden ini lumayan luas. Belum cukup ramai. Bahkan, kau sempat bilang kalau tempat ini cocok untuk syuting film, film horor kalau katamu. Beda kalau kataku, kataku mah cocok untuk film romance. Tempatnya juga lumayan romantis, kan? Buktinya banyak anak-anak muda yang tengah memadu kasih. Pun adapula yang tengah mengadakan foto prewedding di sini.

Hujan mulai reda. Aku juga cukup puas berfoto di sini. Meskipun aku tak berfoto di semua spot karena aku malas antre dan bergantian. Kita akhirnya meneruskan perjalanan menuju Top Selfie Kragilan yang ternyata tak jauh dari Bukit Grenden.

Top Selfie Kragilan sangat ramai. Keindahannya seolah terhapus oleh keramaian orang-orang yang juga ingin berfoto di Top Selfie Kragilan.

Biaya parkir dan tiket masuk di Top Selfie hanya Rp 7000,- (parkir sepeda motor Rp 3000,- dan tiket per @ Rp 2000,-). Banyak sekali spot-spot kece berlatar hamparan hutan pinus. Akan tetapi, untuk berfoto di setiap spotnya, kita harus membayar Rp 5000,- per  @ nya. Tak hanya itu saja antriannya juga panjang dan ramai.

Malas akan keramaian, aku tak berfoto di semua spot. Aku hanya berminat berfoto di ayunan hits. Bermodal Rp 30.000,- untuk kita berdua berfoto dan difoto oleh Mas Photografer. Udah itu doang. Itupun kita mengantre cukup lama, hampir sejaman.




Mungkin, jika kita ingin berfoto bersama keindahan alam, kita ke Top Selfie bukan disaat weekend ataupun liburan. Mungkin di saat weekday, Top Selfie lebih indah dan kita lebih puas berfoto bersama hamparan pohon pinus.



Oh ya, di Top Selfie Kragilan bukan hanya ada spot-spot kece yang instgramable, tapi adapula kuda dan ayunan kain warna-warni. Ayunan-ayunan ini tidak gratis. Untuk setiap kainnya, kita harus membayar Rp 10.000,- dalam waktu 20 menit. Jadi, jika ke Top Selfie Kragilan dan ingin mengumpulkan banyak foto, jangan lupa pula mengumpulkan banyak uang lima ribuan. Etapi jika ingin berfoto dengan spot yang kekinian tapi free, Bukit Grenden bisa jadi solusinya,

Waktu kian berlalu. Ternyata sudah sore. Hujan kembali datang, tapi hujan bukanlah penghalang untuk pulang.

Dan aku tetaplah aku. Meski hujan turun, tak akan kulewatkan moment untuk mengabadikan berjalanan dengan baground gagahnya sang gunung.

Magelang, sampai jumpa kembali. Tunggu aku di Bukit Rhema... 😉😉😉


Magelang penuh kenangan.

Selasa, 10 Oktober 2017

CANDI DI ATAS AWAN

Oktober 10, 2017
CANDI DI ATAS AWAN

CANDI DI ATAS AWAN. Candi Ijo, candi yang bisa kubilang berada di atas awan. Dulu, sebelum aku meninggalkan jejak langkah di sana, dalam bayanganku Candi Ijo bukanlah sebuah candi seperti candi yang lainnya. Kupikir Candi Ijo bukanlah candi yang terbuat dari batu, melainkan rimbunan pepohonan nan hijau yang seperti candi hingga disebutlah Candi Ijo.

Dan ternyata, Candi Ijo disebut Candi Ijo lantaran candi yang dibangun pada abad ke 9 ini dibangun di sebuah bukit yang dikenal dengan sebutan Bukit Hijau atau Gumuk Hijau. Penyebutan nama desa Ijo ini pertama kalinya di sebut dalam Prasasti Poh yang berasal dari tahun 906 Masehi. Dalam prasasti tersebut ditulis tentang seorang hadirin upacara yang berasal dari desa Wuang Hijau. Jika benar demikian maka nama Ijo setidaknya telah berumur 1110 tahun hingga tahun 2016 yang lalu.


Konon, katanya Candi Ijo ini adalah candi yang tertinggi yang berada di Yogyakarta karena terletak di ketinggian 410 mdpl. Memang sich, karena Candi Ijo ini memang berada di atas bukit. Akses menuju ke sanapun jalannya menanjak. Hampir sama seperti akses menuju Gancik.


Kompleks Candi Ijo ini merupakan kompleks percandian yang berteras-teras yang semakin meninggi ke belakang yakni sisi timur dengan bagian belakang sebagai pusat percandian. Teras pertama merupakan teras berundak yang membujur dari barat ke timur. Sedangkan bangunan pada teras teratas berupa pagar keliling dan delapan buah lingga patok. Di teras terakhir ini pula candi utama berdiri lengkap dengan tiga candi perwara. Pada candi utama terdapat sebuah bilik dengan Lingga Yoni yang melambangkan Dewa Siwa yang menyatu dengan Dewi Parwati. Sedangkan di dalam candi-candi perwara, pengunjung dapat melihat arca candi yang konon merupakan kendaraan Dewa Siwa dan meja batu atau disebut padmasana. Ragam bentuk seni rupa juga dapat dijumpai di kompleks Candi Ijo. Salah satunya ukiran kala makara dengan motif kepala gand­a dan beberapa atributnya.


Yang menarik dari Candi Ijo selain berada di bukit nan tinggi adalah areanya luas dan pemandangannya sangat indah. Aman kok ajak bocah ataupun orang tua untuk berkunjung ke Candi Ijo. Pemandangan Candi Ijo semakin indah jika kita berkunjung ke sana tatkala bebatuan candi terguyur sinar mentari senja. Selain itu kita juga bisa menyaksikan sunset yang indah.

Dan yang menarik lagi dari Candi Ijo adalah pada teras ke-9 Candi Ijo terdapat prasasti batu yang memuat mantra-mantra yang diperkirakan berupa kutukan. Sayangnya, sewaktu aku ke sana aku tidak terlalu memperhatikannya lantaran terlalu takjud dengan keindahan Candi Ijo.

Oh ya, untuk masuk ke area Candi Ijo ini gratis kok, cukup membayar Rp 2000,- untuk bayar parkir motor saja.


Galeri Foto Candi Ijo :

























Minggu, 17 September 2017

SURGA DI LERENG GUNUNG MERBABU

September 17, 2017
SURGA DI LERENG GUNUNG MERBABU


Di mana letak surga itu

Biar kugantikan tempatmu denganku

Adakah tangga surga itu

Biar kutemukan untuk bersamamu...

Lirih lagu Tanpa Kekasihku mengalun jelas dalam gendang telingaku. Tentang seorang yang ditinggal ke surga oleh sang kekasih. Tentang kerinduannya dan inginnya berjumpa ke surga sana.

“Argh...” Aku tersenyum kecut.

Pikirku menerawang akan liriknya. Surga! Apakah surga itu? Di manakah dia berada? Bagaimana bisa kuttemukan jalan ke sana? Ada apakah di sana?


Sederet pertanyaan yang acapkali kutanyakan pada siapa saja yang kutemui. Hingga pada suatu hari, pertanyaan itu keluar dari mulutku dan kaupun menjawabnya bukan dengan kata. Pada Minggu yang cerah, dengan motor bebekmu, kau mengajakku ke surga. Surga yang benar-benar surga, surga yang mampu membuatku bersyukur dan sungguh mengagumi lukisanNya.

“Hari ini kita tidak akan ke mall maupun staycation di hotel,” ucapmu kala itu. Kau sungguh memahamiku. Aku, perempuan yang lebih menyukai mall dan hotel daripada menikmati lukisanNya. Dan tak perlu dijelaskan, kau cukup tahu mengapa dan kenapa.

Tanpa banyak protes, aku hanya bisa menurut. Meski di tengah perjalanan aku sempat bertanya karena sedikit banyak aku tahu arah mana yang kami tuju. Satu arah ke daerah dataran tinggi di lereng gunung Merbabu.

Kaki gunung Merbabu tak asing dalam pandanganku. Aku pernah beberapa kali menikmati keindahan alamnya. Memanjakan mata dengan pegunungan nan hijau, menikmati langit biru dengan deretan lautan nan hijau di bawah sana. Menghirup udara segar pegunungan meskipun terkadang aku bergidik karena merasakan udara sidikit menusuk sum-sum.

“Kita mau ke mana?” Tanyaku demi menjawab rasa penasaranku.

“Ke surga,” jawabmu dengan singkat.

Aku mengernyitkan mata.

“Jangan bilang kau menapak tilas jejakmu dengannya,” ucapku sedikit sewot.

“Plisss, jangan bahas dia!” Jawabmu dengan nada sedikit sinis.

Aku terdiam. Aku enggan banyak berkata. Apalagi tentang dia. iya, dia yang pernah menghuni hatimu. Dia yang selalu menyukai lukisanNya. Setidaknya dia, berbeda denganku.

Kita terus melaju. Melaju melewati jalan yang terus menanjak dan matapun semakin dimanjakan dengan pemandangan yang begitu indah. meskipun panas matahari sedikit menyengat, tapi udara dingin tetap merasuk dalam sum-sum. Meski begitu, aku menyukainya.

Hampir satu jam kami perjalanan kami, hingga akhirnya ku menyadari bahwa kami hampir sampai tujuan.

“Kau pernah bilang, kau pengen ke Gancik, kan?” tanyamu lalu memarkirkan motor dan kemudian membantuku melepaskan helmku.

Aku turun dari motor, mataku menerawang ke sekeliling. Ku tatap nan jauh di sana, sebuah tulisan “Gancik Hill Top”.


“Di sana?” tanyaku polos sembari menunjuk ke atas sana.

Sungguh, pemandangan nan indah yang selama ini sering kali kulihat di dunia maya itu butuh perjuangan untuk menjangkaunya. Untuk menuju ke sana memang cukup membayar tiket dan parkir sebesar lima ribu rupiah saja. Akan tetapi... jalan menanjak hampir 2 km dengan suasana jalan selebar satu meter yang sudah dicor itu membuatku tak yakin kalau aku akan kuat sampai di atas sana. Sialnya, motor kami tidak diizinkan sampai di atas. Kalaupun mau ke atas tanpa jalan, ya ngojek saja. Cukup merogoh sepuluh ribu dan dua puluh ribu kalau pulang-pergi.

“Kau kuat, kan?” tanyamu melirikku.


Aku mengangguk. Dengan penuh semangat, aku berjalan mendahuluimu. Menikmati pemandangan sekitar yang membuatku terpesona. Tapi, baru seperlima perjalanan saja nafasku sudah tersengal, wajahku memerah menandakan kalau aku sudah merasa lelah.

Kau meraihku, menggandeng tanganku. “Yakin?” tanyamu ragu.

Aku mengangguk dan kembali berjalan. Tapi... beberapa langkah saja. Akhirnya aku menyerah. Kita naik ojek untuk sampai di atas sana.


Meskipun ojeknya sudah cukup berpengalaman dan sudah hafal betul dengan medannya, tetap saja aku merasa ketakutan. Bagaimana tidak? Jalannya hanya setapak, memang sudah dicor, tapi kiri kanan kami adalah ladang miring. Sesuatu hal yang berbahaya jika kami terjatuh. Selain itu, jalanannya juga menanjak dan berkelok. Ada kali kecil di pinggir jalan yang membuatku ngeri. Hingga sepanjang perjalanan, aku tiada henti melafalkan doa.

***
Horeee... aku sampai di atas awan. Hahaha... LOL

Batinku menjerit bahagia. Ya, bagaimana tidak bahagia, aku tengah berada di surgaNya. Dalam lukisan indah yang membuat mataku takjub dan tiada henti mengungkapkan rasa syukur.

Dari sini, aku mampu melihat kemegahan gunung Merapi. Menyaksikan kota Boyolali dari ketinggian. Lautan nan hijau dan jejeran perumahan sungguh begitu indah.


“Siang hari saja sudah begini indahnya, bagaimana kala senja maupun malam hari?” ungkapku penuh takjub.

Di tempat yang sejuk ini, tak lupa kuabadikan lukisanNya dalam selembar foto. Sebagai perempuan kekinian, tidak lupa juga aku memposting perjalananku kali ini ke sosial media. Bagiku, sangat disayangkan jika surga yang satu ini tak dipublikasikan di media.

Yang membuatku semakin betah saat di Gancik bukan karena pemandangan yang indah dan udara nan sejuk, melainkan di Gancik banyak sekali menara pandang yang bisa jadi spot selfie nan asyik.

“Berfoto di sini, pasti bakalan bikin aku jadi anak hits... hehehe,” batinku terkekeh.

Dan seperti biasa, setiap kali kita jalan berdua, kau pasti akan menjadi sopirku, menjadi bodyguardku, menjadi baby sitterku dan tentunya menjadi fotograferku. Memiliki dirimu adalah satu paket lengkap dalam hidupku. Kau memang bukanlah yang sempurna, tapi kau adalah cerita yang menyempurnakan hidupku. Kau mampu mengerti dan memahamiku, bahkan kaupun mampu menjadi apa yang aku mau. Dan kau... adalah anugerah terindah yang tiada pernah mampu kudefinisikan dengan kata.

Akupun akhirnya mengabadikan moment di beberapa spot. Adapula spot ala-ala menara yang membuatku tergoda untuk naik ke atas. Dari bawah kau memotretku. Aku tak lupa berpose. Membayangkan diri ini kalau aku adalah seorang rapunsel yang tengah menanti kehadiran sang pangeran.



Agak lama kita menikmati surgaNya yang satu ini. Hingga akhirnya aku merasa bosen.

“Turun, yuk,” ajakku.

“Yakin?” tanyamu ragu.

Aku mengangguk. Hingga kaupun menawarkan lagi, mau jalan atau naik ojek seperti tadi. Dan aku mengajakmu jalan kaki. Ya, kali ini aku yakin, sangat yakin kalau aku kuat. Toh jalanan turun, aku tak akan secapek tadi. Yah, meskipun aku tetap saja merasa lelah.

***

Beberapa hari kemudian...

Memotret dan mengabadikan sesuatu lalu mempostingnya di dunia maya memang sudah menjadi ritual wajibku. Kau tahu itu. Bahkan kaupun memahami, bahwa aku lebih update tentang gosip artis daripada gosip tetangga meskipun tetangga depan rumah sekaligus. Kau memahami sendiri, dunia mayaku tak banyak berbeda dengan dunia nyataku. Tak heran bagimu jika aku memang banyak berkawan meski belum pernah berjumpa.

Kaupun tahu, aku pasti sudah mengupload beberapa foto perjalanan kita ke dunia maya. Ya, sudah banyak yang melihatnya dan beberapa kawan dari luar daerah yang kepo dan iri pada keindahan surga di lereng Merbabu itu.

Bahkan, tak segan mereka bertanya soal akomodasi menuju Gancik Hill Top. Tanpa pikir panjang, kuceritakan tentang semua rutenya. Apabila mereka datang dari luar daerah, mereka bisa naik pesawat ataupun kereta api. Untuk mendapatkan harga tiket yang murah, mereka bisa memanfaatkan promo tiket di tiket.com. Pun soal harga menginap di hotel. Kau tahu sendiri kan, tiket.com sering sekali ada promo? Bahkan aku sering mendapatkan email promo dari tiket.com.

Mereka tak akan rugi mendatangi Gancik Hill Top. Toh surga di lereng Merbabu tak hanya Gancik, ada Alam Sutera, Omah Bambu, Suro Teleng bahkan sampai Ketep Pass dan kita tak hanya berkelana sekitar Selo, Boyolali saja, melainkan kita akan berkelana ke Magelang.

Argh, berbicara soal perjalanan memang tak ada habisnya. Terima kasih untuk cerita yang indah di surgaNya. Aku berharap, kelak kita akan menjelajah surga lainnya dengan cerita yang penuh cinta...

GALERI FOTO GANCIK HILL TOP













Saya adalah apa yang Anda pikirkan! . Jika Anda pikir saya baik, Anda akan memahami kesalahan saya, mau mendengarkan dan memberikan rasa empati, kenapa orang baik bisa membuat kesalahan... . Jika Anda pikir saya buruk, setiap kebaikan apapun dari diri saya tetaplah kesalahan/kejahatan... . Jika Anda pikir saya pintar, Anda akan maklum jika saya salah berpendapat. Manusia tempatnya salah. . Jika Anda pikir saya bodoh, berapapun prestasi saya itu hal yang biasa bagi Anda. . Setiap manusia punya selera, silahkan menilai saya sesuka Anda. Anda boleh memberikan penilaiab pada saya dari apa yang Anda lihat, dari apa yang Anda dengar dari orang yang suka atau tidak suka dari saya. Inilah saya... . . Dan waktu juga akan memberi tahu pada saya, bagaimana Anda? Apakah Anda menyukai saya atau tidak. . . Waktu adalah cara yang paling jujur untuk membuktikan siapa kita, karena tak selamanya kita bermain drama. 😉😉😉 #selfreminder #boyolalikita #boyolalisekarang #boyolalihits #boyolalikekinian #ayodolanbareng #blogger #bloggersolo #bloggerboyolali #emakblogger #momblogger #bloggerperempuan
A post shared by Wendy's Family (@ayo_dolanbareng) on

Jumat, 14 Juli 2017

TRAVELING? JANGAN SAMPAI TERGANGGU KARENA ANYANG-ANYANGAN!

Juli 14, 2017
TRAVELING? JANGAN SAMPAI TERGANGGU KARENA ANYANG-ANYANGAN!


[S.P]
TRAVELING? JANGAN SAMPAI TERGANGGU KARENA ANYANG-ANYANGAN! Saat ini, yang namanya traveling sepertinya sudah menjadi gaya hidup. Banyak sekali objek wisata baru yang menarik hati. Bahkan, belum sempat ke objek wisata A, sudah dibuka objek wisata B. Yang seperti itu, terkadang menyesakkan dada. Hahaha...LOL

Bicara soal traveling, pergi ke objek wisata alam sepertinya sedang ngehits. Melihat lukisanNya seolah lebih digemari daripada menikmati objek buatan manusia.

Akan tetapi, traveling ke objek wisata alam lebih menantang dan membutuhkan persiapan khusus. Seperti saat saya dan suami ingin pergi ke Ganjik Green Hill, salah satu objek wisata alam di pegunungan yang berada di Boyolali. Karena baru pertama ke sana, saya dan suami belum tahu medannya. Mulai dari cuaca panas tapi udaranya terasa dingin, sampai dengan jalanan terjal dan menanjak. Duh duh... memang sih, setelah sampai di puncaknya itu pemandangannya maha dahsyat, tapi akses ke sananya itu loh, bikin saya kapok.


Cerita traveling saya ke objek wisata alam bukan hanya ke Gancik Green Hill, melainkan saya dan suami belum lama ini juga mengunjungi Candi Ijo, Tebing Breksi dan Keraton Ratu Boko yang berada di Jogjakarta. Ketiga objek wisata tersebet satu jalur, jadi cukup satu hari saja sudah bisa mengunjungi tiga ojek wisata sekaligus.

Tujuan pertama kami kala itu adalah Candi Ijo, objek wisata yang paling jauh dibanding Tebing Breksi dan Keraton Ratu Boko.

Candi Ijo ini adalah sebuah Candi yang berada di atas bukit. Dari bawah, pucuk candinya sudah kelihatan. Jalan menuju Candi Ijo memang menanjak, akan tetapi jalanannya sudah bagus dan mudah dilewati. Saya suka banget dengan objek wisata yang satu ini. Selain gratis (karena saya dan suami cukup membayar parkir saja), udara di Candi Ijo juga seger dan yang paling saya suka adalah luas. Jadi, aman kalau bawa bocah.


Sementara saat saya ke Tebing Breksi? Menurut saya sich lumayanlah. Pemandangannya juga indah. apalagi ada lukisan-lukisan naga dan wayang di tebingnya. Sungguh menakjubkan.





Dan objek wisata terakhir yang saya kunjungi bersama suami adalah Keraton Ratu Boko. Objek wisata yang satu ini teramat luas, 2,5 ha. Duh duh... hayati lelah bang mengelilingi Ratu Boko. Maka dari itu, tidak semua area saya kunjungi.


Traveling ke tempat-tempat tersebut memang sangat menyenangkan. Akan tetapi, jika anyang-anyangan datang menyerang, mana bisa menyenangkan? Berwisata ke objek wisata alam itu jauh dari kamar mandi, apalagi kalau areanya luas seperti Ratu Boko. Duh... menyedihkan.

Beralih dari pengalaman traveling yang menyedihkan karena anyang-anyangan, makanya saya mulai mencari tahu, apa saja sich penyebab anyang-anyangan? Terus, apa obatnya jika kita anyang-anyangan?

Cara mencegah anyang-anyangan :
1.       Lebih menjaga kebersihan
Ada baiknya kita perlu menjaga kebersihan. Apalagi bagi pasangan yang sudah menikah dan akan melakukan hubungan seksual. Ada baiknya, sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual, organ intim dibersihkan terlebih dahulu.
2.       Membilas dengan benar
Membilas dengan cara yang benar bisa menghindarkan anda dari infeksi saluran kemih. Kebanyakan orang menggunakan cara membilas yang salah yaitu dari belakang ke depan, padahal membilas yang benar adalah dengan cara depan ke belakang. Sehingga kuman dan bakteri tidak akan masuk ke vagina. Jika membilas dari arah belakang ke depan justru akan membawa semua kuman dan bakteri masuk ke dalam saluran kemih sehingga rentan menyebabkan anyang-anyangan atau infeksi saluran kemih.
3.       Jangan menahan berkemih
Ternyata, menahan berkemih (kencing) justru bisa membuat seseorang terkena infeksi dikarenakan menahan berkemih bisa membuat bakteri E.Coli yang sudah menempel menjadi berkoloni semakin banyak.
4.       Memakai celana dalam ketat
Ada baiknya memakai celana dalam yang lebih longgar. Karena bakteri bisa muncul karena celana dalam yang ketat. Wanita yang sedang mengalami keputihan akan memiliki banyak bateri dan jamur di organ intimnya. Kondisi itu akan diperparah dengan penggunaan celana dalam yang ketat. Celana dalam yang ketat bisa menjadi penyebab anyang anyangan karena kuman dan bakteri bisa masuk ke dalam saluran kemih dan menyebabkan infeksi.
5.       Mandi dengan air yang mengalir
Mandi dengan air yang mengalir ternyata bisa mencegah adanya infeksi saluran kemih. Alasannya adalah saat mandi menggunakan air yang mengalir kuman dan bakteri bisa luruh bersamaan dengan air yang diguyurkan. Sedangkan mandi dengan bath up bisa membuat kuman dan bakteri berada di dalam rendaman air di dalam bath up tersebut.
6.       Sering mengkonsumsi Cranberry
Proantocyanidin yang terkandung dalam buah Cranberry dapat mencegah bakteri E.Coli menempel pada saluran kemih. Sering mengkonsumsi buah Cranberry dapat menghindari kita terkena anyang-anyangan. Saat ini buah Cranberry sudah dapat ditemukan di pasaran dalam bentuk supplemen yang berisi ekstrak Cranberry.

Dan cranberry ini bisa kita dapatkan di produk Prive Uri-cran.



Mengenal Cranberry
Cranberry (Vaccinium oxycoccos) adalah tanaman jenis berry yang termasuk tanaman semak atau tanaman yang biasanya tumbuh liar. Tanaman cranberry memiliki banyak kesamaan dengan blueberry, hanya saja cranberry mempunyai warna merah tua. Buah cranberry yang tergolong ke dalam tumbuhan semak-semakan pendek ini banyak ditemukan di bagian utara Amerika dan Kanada. Konon, buah ini sudah diketahui khasiatnya sejak zaman nenek moyang suku Indian kuno, yakni sebagai obat luka akibat terkena panah. Beberapa tahun terakhir ini, cranberry populer digunakan sebagai sumber vitamin untuk meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah seriawan, dan sebagai antioksidan.

Cranberry mempunyai kadar vitamin C yang cukup tinggi. Selain itu kaya serat makanan, mineral dan flavonoid antosianidin, sianidin, peonidin, dan quercetin dan memiliki senyawa fitokimia, yaitu salah satu sumber anti oksidan polifenol sehingga buah cranberry sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung dan dapat mencegah penyakit yang berbahaya seperti kanker dan penyakit jantung.

Sekarang, setelah saya mengenal Prive Uricran, saya selalu sedia dan bye-bye anyang-anyangan.