Rabu, 03 Mei 2017

KEABADIAN BOYOLALI INTERNATIONAL FOLK DANCE DALAM SEGENGGAM ASUS ZENFONE 3

Mei 03, 2017
KEABADIAN BOYOLALI INTERNATIONAL FOLK DANCE DALAM SEGENGGAM ASUS ZENFONE 3

KEABADIAN BOYOLALI INTERNATIONAL FOLK DANCE DALAM SEGENGGAM ASUS ZENFONE 3. Baca judulnya, ini mau cerita soal smartphone apa eventnya, yah? Hmm... menurut Anda?

Yups, saya mau cerita soal keduanya. Soalnya, saya nonton event Boyolali International Folk Dance atau disingkat BIFD itu malam hari, dan tahu sendiri kan gimana pencahayaan pada malam hari? Sebagai emak-emak ngaku blogger, ada event apapun maunya juga diabadikan, etapi saya enggak punya kamera bagus nan mahal. Lantas, apa saya enggak bisa dapet gambar yang cihuy?


Jawabnya, BISA! Jadi, meskipun saya ke acara event Boyolali International Folk Dance pas malam hari dengan pencahayaan yang enggak secetar siang hari, saya tetap bisa loh mengabadikan setiap penampilan peserta yang memikat hati ini. Meskipun saya enggak bisa nonton dari dekat, dengan bermodal Asus Zenfone 3, saya tetap bisa dapat gambar yang di zoom tanpa pecah. Secara tahu sendiri kan, kalau Asus Zenfone 3 ini memiliki kamera utama 16 MP.

Sebenarnya, terkadang saya juga minder sich mau motret acara event besar kayak Boyolali International Folk Dance tanpa kamera. Berasa gimana gitu, yah? Soalnya yang motret dan bisa ke depan itu yang pada bawa kamera lengkap dengan tripod. Kameranya juga enggak ala-ala, seenggaknya DSLR gitu. Tapi saya menepis keminderan itu, soalnya kamera Asus Zenfone 3 kan enggak kalah bening, jargonnya ajah #builtforphotography. Lagian, bisa dapat gambar bagus itu kan enggak Cuma karena kameranya, tapi gimana ngambil gambarnya dari berbagai sudut plus pintar-pintar ajah ngeditnya biar kelihatan menarik.

Okey, lanjut cerita, beralih dari Asus Zenfone 3, saya mau ngebahas soal Boyolali International Folk Dance. Sebenarnya apa sich Boyolali International Folk Dance itu?

Boyolali International Folk Dance itu adalah salah satu event kota Boyolali. Tepatnya, #BoyolaliMenari 24 jam nonstop. Acara ini dimulai pada tanggal 29 April 2017 pukul 07.00 WIB sampai dengan tanggal 30 April 2017 pukul 07.00 WIB.


Boyolali International Folk Dance ini menampilkan tari-tari dari Sabang sampai Merauke, bukan Cuma tari tradisional saja, tapi adapula tari modern dan ada penari dari luar negeri juga (Jerman, Australia, dlln).






Terus, event Boyolali International Folk Dance ini juga menghadirkan drumblek. Secara di daerah saya, drumblek lagi kondang nih... heheheh...

Ada beberapa tarian yang saya tonton pas event Boyolali International Folk Dance, selain drumblek tentunya. Saya sempat nonton tarian tayub. Tarian ini dipentaskan oleh 3 orang penari yang menjadi ikon Boyolali International Folk Dance. Penari-pernarinya itu ternyata menari selama 24 jam nonstop loh, OMG... Apa ya kagak pegel? Saya tak bisa membayangkannya... huhuhu... Sebenarnya sich ada 5 penari yang menjadi ikon Boyolali International Folk Dance, tapi waktu itu saya Cuma tahu yang 3 doang.



Selain nonton tari Tayub, saya juga nonton tari Janthilan dari Selo, Boyolali. Etapi saya agak ngeri sich, soalnya ada yang pakai kostum hantu dan saya milih enggak motret... wkwkwkwkw... saya mah penakut atuh.




Terus, saya juga nonton tari Salsa, ini tari modern, yah? Mbak penarinya tinggi langsing dan sexy gitu. Wkwkwkwk...



Etapi, dari bebeberapa peserta event Boyolali International Folk Dance, saya paling suka drumblek. Saya lupa apa nama drumbleknya, tapi suka banget soalnya ada mayoret ciliknya. Saya mah demen dengan peserta yang anak kecil, lucu ajah sich.



Oh ya, padahal pas pagi hari, Boyolali International Folk Dance ini menampilkan tari jaranan yang pesertanya itu sekitar 500 pelajar Boyolali loh. Karena saya didapuk sebagai panitia UNKP SMP ISSUD, yaweslah fokus bikin program kerja dan beberes yang belum terselesaikan. Apalagi harus entry nilai di dapodik juga, bisa nontonnya mah malam hari. Huhuhuhuhu...

Event Boyolali International Folk Dance ini adalah acara kedua di Boyolali yang saya ikuti. Kalau dulu kan pernah ke event Hari Pangan Sedunia, kan?




Sebenarnya sich Boyolali sering banget ngadain event-event gitu, etapi terkadang sayanya yang enggak bisa.  Dan kayaknya di bulan Juni-Juli nanti Boyolali juga bakalan ada acara. Semoga saya bisa ikutan, yah J


Jumat, 21 April 2017

#LITTLEINDIA @ EPICE RESTAURANT HOTEL ALILA SOLO

April 21, 2017
#LITTLEINDIA @ EPICE RESTAURANT HOTEL ALILA SOLO

#LITTLEINDIA @ EPICE RESTAURANT HOTEL ALILA SOLO. Siapa yang suka nonton film India? Hmm, suka filmnya, doyan kulinernya enggak nih? Atau... suka filmnya karena aktor/aktrisnya ganteng-ganteng? Heheheh...


Saya sih kalau soal film India tuh dulu suka banget, tapi dulu loh ya? Sekarang bukannya enggak suka, suka sich tapi nonton tivi aja jarang, jadi juga enggak nonton. Hahahah...

Film India kesukaan saya itu yowes pasti Kuch-kuch Ho Ta Hai, Mohabbatein yang konon katanya kini diputer lagi, Muhjse Dosti Karoge, dan masih banyak lagi. Terus, pas tahun 2014 itu kan lagi ngehits drama India yang pandawa vs kurawa itu kan, saya juga suka. Apalagi sama Shaheer tuh pemeran Arjuna, ganteng yah. Nama anak saya juga Arjuna loh... *eh jadi salfok...

Argh, ini ngapain ngomongin film India sih? Kan sebenarnya saya mau ngomongin menu #LittleIndia yang ada di Epice Restaurant Hotel Alila Solo.

Jadi, ceritanya itu sebulan yang lalu, saya dan teman-teman blogger Solo dapat undangan makan malam di Epice Restaurant, menunya itu #LittleIndia. Di Epice sebenarnya ada banyak sekali menu Indianya, etapi hanya 4 menu yang dijelaskan langsung oleh Chef Bima.


Mumbai Passion
Ini adalah sebuah menu pembuka, minuman berwarna kemerah-merahan danrasanya itu mirip wedang ronde.


Awalnya, saya enggak tahu kalau minuman ini yang namanya Mumbai Passion, secara sebagai minuman pembuka, datang langsung disuguhkan dan mungkin saya yang enggak ngedengerin pas Chef ngejelasin atau apa, yah. Nyesel sich sebenarnya pas udah minum dan tahu namanya, karena Mumbai Passion ini ternyata berbahan : vodka, sugarcane juice, plan yoghurt dan lime. Yups, bener banget, ternyata mengandung alkohol.

Chicken Tikka Masala
Namanya juga ada chickennya, pasti ya berbahan dasar ayam. Hehehe... etapi bisa juga kok enggak pakai daging ayam, tapi pakai daging kambing, sapi, dsb.

Chicken Tikka Masala ini berbahan : chickhen breast, youghurt, lemon juice, garlic, tomato puree, butter, coriander, cumin, cardamon, nutmeg, paprika, cayenne pepper, ginger, onion, salt dan pepper.

A post shared by Witri Prasetyo Aji (@witri_nduz) on


Lamb Roghan Josh
Makanan selanjutnya adalah Lamb Roghan Josh yang berbahan “ boneless lamb shoulder, salt, onion, garlic, ginger, madras, turmeric, cayenne, bay leaf, tomato puree, yoghurt dan garam masala.

A post shared by Witri Prasetyo Aji (@witri_nduz) on


Mango Sandesh
Mango Sandest ini bisa disebut dessert, yah. Mango Sandesh ini berbahan dasar mangga dong tentunya seperti namanya. Hehe...

A post shared by Witri Prasetyo Aji (@witri_nduz) on


Oh ya, Mango Sandesh ini berbahan : mango puree, chenna, cardamom dan sugar.

Di Epice ini masih banyak kok makanan India lainnya. Saya sich enggak nyobain semuanya karena kalau boleh jujur sich kurang sreg di perut, hehehe... Wong ujung-ujungnya saya juga nyarinya makanan Jawa. Untungnya sich ada. Hehehe.

Sementara makanan ala-ala India lainnya yang ada di Epice, bise cek riceek foto dan video di bawah ini ya temen-temen. Saya paling demen sama esnya yang segerrr. Tapi sayangnya lupa namanya. Rasanya dominan sirsak dan uenak bangettttt.
















Minggu, 05 Maret 2017

GEMBIRA LOKA ZOO DAN PARANGTRITIS

Maret 05, 2017
GEMBIRA LOKA ZOO DAN PARANGTRITIS

GEMBIRA LOKA ZOO DAN PARANGTRITIS. Jogja, selalu mengungkap sejarah pada cerita cinta yang tak pernah terlupa seiring berjalannya waktu. Jogja selalu menyimpan kenangan yang selalu membawa kebahagiaan pada masa yang akan datang. Tertoreh cerita dan aku selalu ingin mengulangnya, selalu dan selalu.

Jika berbicara tentang Jogja, sama halnya berbicara pada inginku yang selalu dan selalu mau menginjakkan kaki di Jogja. Iya, Jogja, kota istimewa yang menyimpan cerita cinta tentang kita. *tsaaahhhh.


Tapi kali ini, aku tak akan membahas seputar cerita cinta kita di Jogja. Aku juga tak akan mengungkap sepanjang jalan kenangan di Malioboro yang pernah mengukir sejarah kita. Tapi aku hanya ingin mengungkap tentang dua tempat yang kudatangi seorang diri. Tempat yang sebenarnya ingin kudatangi bersama keluarga kecil dan tempat yang menyimpan cinta tak terungkap akan masa laluku.


Kau pasti tahu di mana itu, iya mana lagi kalau bukan Gembira Loka Zoo dan Pantai Parangtritis. Kau tahu, seharusnya waktu itu aku mengajakmu dan buah hati kita, tapi nyatanya apa? Aku mengajak adikku dan berkelana laksana embak-embak tanpa tanggungan. Dan kau juga tahu, banyak nyinyiran yang pada akhirnya harus kuperdengarkan hingga aku disebut ibu yang tega. Padahal... kau sebenarnya lebih tahu segalanya, bukan?


Tapi aku tak peduli. Karena bulan berikutnya kau dan buah hati kita akan mendatangi Gembira Loka Zoo. Aku juga tak peduli apa kata mereka, karena aku butuh waktu seorang diri untuk mengembalikan kewarasanku sebagai seorang perempuan dengan gelar seorang isteri dan seorang ibu.

Argh... sudahlah. Aku tak akan membahas segala tetek bengek itu. Tapi sejenak biarkan aku bercerita tentang kedua tempat yang kudatangi itu. Karena sejujurnya, aku menaruh harap jika aku, kamu dan buah hati kita akan berkeliling Jogja bertiga, dari Solo naik kereta, lalu kita turun di Stasiun Tugu, mencari hotel di Jogja yang banyak bertebaran di area Malioboro.

Lalu, keesokan harinya kita mendatangi tempat sewa mobil di Jogja. Kita menyewa mobil dan akan berkeliling Jogja. Iya, berkeliing Jogja seperti Rangga-Cinta itu? Bukankah kau dan buah hati kita sudah memberi nama dan memanggilku, Cinta?


Argh... kenapa aku malah kembali berangan? Bukankah aku akan pamer kalau aku naik jet ski. Mungkin jika aku mengajakmu dan buah hati kita, aku tak akan naik jet ski karena buah hati kita merengek-rengek dan tak membiarkanku menerjang danau buatan itu dengan jet ski.


Kau tahu, sebenarnya aku iri pada beberapa kawan yang ke Gembira Loka Zoo bersama keluarga mereka. Tapi tak mengapa, toh akhirnya kau dan buah hati kita berkelana mengintari Gembira Loka Zoo.


Gembira Loka Zoo sangat luas, lebih luas dari Taman Satwataru Jurug yang beberapa bulan lalu kita datangi. Binatangnya juga komplit, bahkan di Gembira Loka Zoo kita bisa melihat pinguin.

Aneka macam burung juga sangat komplit, tempatnya pun bersih. Ada guanya pula. Kurasa, sehari berasa kurang untuk mengelilingi Gembira Loka Zoo dan berkenalan pada setiap binatang yang ada.

Tapi karena waktu yang tak banyak, cukup 3 jam aku dan kawan-kawanku berada di sana. Aku sama sekali tak berkeliling, aku hanya naik jet ski dan menunggu kawanku naik gajah.


Jika kau tanya kenapa aku tak ikut naik gajah, karena sewaktu kecil aku sudah pernah naik gajah. Lagipula, bukankah kau tahu kalau sebenarnya aku ingin mengajak buah hati kita naik kuda?


Hmm... beralih dari Gembira Loka Zoo, aku kembali menapakkan kaki di Parangtritis. Pantai dengan sejuta cerita.

Sejenak, malam ini biarlah aku bernostalgia dengan satu kenangan di saat aku masih sendiri. Disaat waktu masih merestuimu bersama dia, dia yang selalu menjadi mimpi buruk dan luka tersendiri bagiku. Dia yang terdahulu mengenal dan memilikimu. Dan dia... masa lalumu yang sebenarnya kuharapkan tak pernah ada.

Argh, kenapa aku membahasmu dengannya? Bukankah aku hanya ingin bernostalgia dengan kenangan di sudut Parangtritis? Kenangan saat aku bersama kawan-kawan kampus kita bermain di tepi pantai. Bercinta dengan pasir dan ombak. Hingga ternyata tak pernah kupahami, ada dua hati yang teriris melihat tawaku bersama kawan-kawanku.


Kau tahu siapa mereka. Mereka yang menganggapmu merebutku dari mereka. Mereka, iya mereka. Kau sendiri menyadarinya, bahwa perempuan yang kaunikahi ini pernah menjadi racun di antara dua orang sahabat.

Tapi sudahlah... bukankah itu hanya sebuah kenangan, kan? Kenangan yang akan membuatku tersenyum malu tiap kali menginjakkan kaki ke Parangtritis. Seperti akhir tahun kemarin, saat sore menjelang aku kembali menginjakkan kaki ke Pantai Parangtritis. Dan masih tetap tanpa kamu, tapi juga tanpa mereka. Karena kali ini, kuinjakkan kaki di Parangtritis bersama rombongan teman kantor.

Kau tahu, Parangtritis kali ini bagiku terlihat lebih indah. sebenarnya aku menunggu senja datang, dan aku membayangkan mencumbu senja bersamamu. Tapi sayang... aku melewatkannya dan kau, tak di sampingku.


Mungkin kemarin, senja di Parangtritis bersamamu hanya angan yang tak tersampaikan, seperti cinta mereka yang terpendam bersama ombak Parangtritis. Tapi aku selalu berharap, tahun ini kita akan menikmati senja di Parangtritis, entah hanya berdua, atau bertiga bersama buah hati kita.


Kemarin, Parangtritis begitu ramai. Banyak keluarga yang menikmati Pantai Parangtritis. Banyak anak-anak naik ATV ataupun delman. Dan kau tahu, ada turis yang tengah Liburan di Indonesia dan menginjakkan kakinya di Parangtritis. Dan, jangan bilang-bilang ya, aku dan adikku (yang kebetulan menemaniku) mengikuti pose berfoto mereka. Hehehe...


Itulah... itulah ceritaku bersama Jogja yang aku kunjungi tanpamu. Kau tahu, sehari di Jogja tak memberikan kepuasan bagiku, tanpa tanpamu dan buah hati kita, kupuaskan sehari di Jogja.



Karena mimpiku, hari esok kita bertiga akan berkeliling Jogja bersama. Menginap di Jogja, menyewa mobil dan mengukir sejarah di kota Jogja, kota penuh cinta.

Jumat, 10 Februari 2017

MENGENAL BINATANG DI TAMAN SATWATARU JURUG

Februari 10, 2017
MENGENAL BINATANG DI TAMAN SATWATARU JURUG

MENGENAL BINATANG DI TAMAN SATWATARU JURUG. Akhir Desember kemarin Wendy’s Family jalan-jalan ke Taman Satwataru Jurug. Sebenarnya ini adalah agenda lama, sudah dari dulu sih berencana ke kebun binatang, tetapi baru dech kesampaian.

Rencana awal mau ngajakin Arjuna ke Gembira Loka Zoo, di mana kebun binatang tersebut lumayan lengkap. Etapi, karena alasan transportasi, ngeJogja itu harus pakai mobil (buat saya kalau ngajak Arjuna), bayar sopir dan yang lainnya, maka hari itu saya dan Pak Wendi langsung tancap gas saja ke Taman Satwataru Jurug.


Untuk perkenalan sih, Taman Satwataru Jurug ini lumayan oke. Enggak begitu luas juga, tapi jujur saja kalau saya kecapaikan mengejar Arjuna yang lari sana-sini dan enggak mau digendong.

Oke langsung saja yah saya review tentang Taman Satwataru Jurug.

Tiket Masuk
Untuk masuk sendiri sih murah meriah, karena hari itu weekend, tiket masuk per @ Rp 15.000,-. Untuk anak dengan tinggi 80 cm ke atas sudah bayar sendiri. Berhubung tinggi Arjuna baru sekitar 75-an, jadi masih free.





Tempat
Saat masuk, kita akan berjumap dengan jalanan yang kiri kanannya ada pohon-pohon yang lumayan tinggi. Saya suka saya suka, soalnya berasa teduh dan adem. Setelah itu, kita akan berjumpa dengan kandang gajah. Sayangnya, gajahnya itu di bawah, jadi kita tidak bisa berinteraksi dengan gajah seperti di Gembira Loka Zoo.






Di samping kandang gajah, ada peta Jurug Zoo. Menurut saya sih formasinya melingkar yah, jadi enak dan kita bisa melihat semua area.

Sehabis dari kandang gajah, saya dan Wendy’s Family langsung ke kubah burung. Sayangnya, burung-burungnya kurang lengkap. Tapi untuk ukuran Arjuna, cukuplah. Toh dia juga belum tahu macam-macam burung.

Etapi, untuk macam-macam unggas dan harimau, menurut saya Taman Satwataru Juruglebih lengkap daripada Gembira Loka Zoo. Memang sih, hewan di Taman Satwataru Jurugenggak sebanyak di Gembira Loka Zoo, etapi untuk perkenalan anak seusia 2 tahun, Taman Satwataru Jurugini sudah lumayan banget. wong ya ada gajah, burung, unggas, harimau, kanguru, ular, sapi, unta, buaya, dan kuda nil.










Di Taman Satwataru Jurugini juga ada perahu bebeknya, sayangnya air danaunya itu kotor. Di Taman Satwataru Jurugjuga banyak orang berjualan mulai dari mainan sampai makanan yang menurut saya sih harganya standar (enggak mahal).

Di Taman Satwataru Jurugjuga ada film 3 dimensi. Mau naik unta atau kuda juga ada, cukup membayar Rp 10.000,-. Selain itu, ada pula delman. Kita bisa naik delman di sepanjang pinggir Bengawan Solo.



Oh ya, dekat pintu masuk tadi juga ada taman bermain. Sayangnya, sudah terlihat rusak-rusak dan kelihatan tua. Coba deh dicat ulang, pasti lebih menarik.

Terus, di Taman Satwataru Jurugjuga ada fasilitas mushola dan toiletnya kok.

Plus Minus
Buat saya pribadi, Taman Satwataru Jurugini mah lumayan banget dan Arjuna juga kelihatan fun. Plusnya dari Taman Satwataru Jurugitu murah meriah, tapi minusnya adalah terlihat kotor seperti kurang perawatan.






Well, saya sih enggak nyesel pergi ke Taman Sawataru Jurug. Arjuna nambah pengalaman dan kelihatan fun. J