Tampilkan postingan dengan label Boyolali. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Boyolali. Tampilkan semua postingan

Kamis, 23 November 2023

Cek Motor Matic Sebelum Naik ke Lembah Manah Kopi

November 23, 2023

 Cek Motor Matic Sebelum Naik ke Lembah Manah Kopi

 

Mengambil cuti untuk beberapa hari, membuat adek aku ingin jalan-jalan ke daerah Selo. Keseharian menghadapi udara kota Semarang, seolah membuatnya rindu akan sejuknya udara pegunungan. Maka hari Selasa kemarin, aku dan adekku sengaja menyempatkan diri untuk dolan ke daerah Selo, Boyolali.

 

Sepanjang perjalanan dari Pasar Sayur Cepogo, aku dan adekku sudah menemui beberapa resto dan café. Rupanya, kian hari bisnis kuliner di Boyolali bagian atas ini semakin menjamur saja.

 


Jujur, ada kebingungan tersendiri bagi kami. Hmm, mau ke café mana? Daerah Cepogo dan Selo banyak sekali coffee shop. Mulai dari Argo Loro, My Father Coffee and Resto, Lembah Manah Kopi, D’ Selokaton, Kopi Dari Hati DKebon, dan masih banyak lagi. Hingga akhirnya aku dan adekku memutuskan untuk ke Lembah Manah Kopi saja karena tempatnya masih terbilang dekat dan sudah buka juga sedari jam 9 pagi. Kebetulan waktu itu jam 9 lebih sedikit aku dan adekku sudah sampai.

 

Lokasi Lembah Manah Kopi

Lembah Manah Kopi ini sebenarnya masih berada di Kecamatan Cepogo. Lokasinya tidak jauh dari Cepogo Cheese Park. Atau lebih tepatnya berada di Desa Sembung, Genting, Cepogo Boyolali.

 

Meskipun tidak berada tepat di pinggir jalan utama, tapi lokasi Lembah Manah Kopi ini terbilang strategis dan mudah dijangkau. Masuknya sekitar 50 meteran dari jalan utama. Mudah dijangkau dengan sepeda motor ataupun mobil.

 


Lembah Manah Kopi ini juga cukup luas. Lokasi parkirnya luas. Selain itu fasilitasnya juga lengkap, ada toilet dan musholla yang tidak menyatu dengan cafenya (berada disebelah café). Ada akses Wi-Fi juga, stop kontak (cocok juga loh bawa laptop dan kerja atau ngerjain tugas dari Lembah Manah Kopi).

 

Oh ya, di Lembah Manah Kopi juga ada live musicnya. Selain itu, Lembah Manah Kopi juga menawarkan area indoor, semi outdoor,  maupun outdoor. Cocok untuk nongkrong bareng keluarga ataupun teman. View yang ditawarkan Lembah Manah Kopi ini adalah pemandangan 3 pegunungan, yaitu : Gunung Merbabu, Gunung Merapi, dan Gunung Lawu.

 


Makanan dan minuman yang ditawarkan di Lembah Manah Kopi juga cukup beragam. Untuk minumannya bukan hanya kopi saja, melainkan juga ada non kopi seperti wedangan, teh, jus, dan yang lainnya. Harganya mulai dari 20 ribuan.

 


Sementara makanannya juga beragam, seperti : gorengan, makanan western, makanan jepang, brunch, makanan arabian, makanan Italian, bakmi, dimsum, dan yang lainnya.

 

View perjalanan ke Lembah Manah Kopi

View yang memanjakan mata bukan hanya ditemui di Lembah Manah Kopi saja. Melainkan, perjalanan ke Lembah Manah Kopi pun viewnya cukup memanjakan mata. Karena saya dari Boyolali, secara dong lewat Irung Petruk yang jalannya cukup legendaris.

 

View pegunungan memang indah, udaranya juga sejuk. Akan tetapi, perjalanannya cukup ekstrem, menanjak, dan juga berkelok. Untuk menuju ke Lembah Manah Kopi, tentunya diperlukan kendaraan yang cukup ‘waras’ agar perjalanan aman, nyaman, dan lancar.

 

Dan waktu aku dan adekku ke Lembah Manah Kopi kemarin, aku membawa motor matic. Cukup berani memang… hehehe 😊 Mana motor maticnya motor Beat yang cc-nya rendah. Sebenarnya sih agak was-was, bakalan kuat nanjak atau tidak, akan tetapi aku sudah cukup tahu medannya. Jadi ya, aman.

 

Selain itu, sebelum memutuskan melakukan perjalanan naik gunung menggunakan motor matic, sudah dipastikan dong aku mengecek keadaan motornya seperti apa. Berikut hal-hal yang aku persiapkan sebelum melaukan perjalanan naik gunung menggunakan motor matic :

  • -         Service  dulu sebelum motor matic digunakan untuk melakukan perjalanan naik gunung. Biasanya akan di cek : v-belt (pengganti rantai untuk motor matic), kondisi aki motor matic dan radiator, busi, rem dan CVT, sert bersihkan juga filter udara,
  • -          ganti oli (ganti oli mesin dan oli gardan),
  • -          sebelum berangkat, isi bensin full tank.

 

Service  dan Ganti Oli

Berbicara soal tempat service  dan ganti oli, aku sudah menembukan bengkel motor yang menurut aku bagus tapi harganya ramah kantong. Di mana lagi kalau bukan Planet Ban.

 


Dulu, kupikir Planet Ban hanya jual ban saja. Etapi, ternyata di Planet Ban kita juga bisa ganti oli serta service  sepeda motor loh.

 

Aku memilih Planet Ban untuk service  dan  ganti oli, karena :

  • -          di Planet Ban menggunakan oli X-Ten tahan lama, tidak mudah panas, meminimalisir kehausan, membersihkan ruang mesin. Oli X-Ten ini sudah menggunakan teknologi ester. Kalau biasanya aku gani oli setelah jarak tempuh 2000km – 3000km, setelah beralih ke oli X-Ten aku berani ganti oli lagi setelah menempuh 5000km.
  • -          harga service  di Planet Ban itu ramah kantong. Untuk service motor injeknsi hanya Rp 20.000,- , service CVT (Continuosly Variable Transmission) hanya Rp 19.500,- dan service throttle body hanya Rp 20.000,-. Meskipun harganya terjangkau, tapi hasilnya sangat memuaskan. Kalau biasanya nih, habis service tapi masih banyak kotoran, debu, dan sisa pembakaran yang membuat motor teraa berat, nah kalau service di Planet Ban tidak akan menemui hal seperti itu karena service di Planet Ban semua bagian atau part mesin akan dibersihkan seperti baru. Mulai dari kepala silinder, blok CVT, klep mesin, piston, throttle body, semua dibersihkan seperti baru sehingga tarikan jadi lebih enteng dan emisi turun lebih dari 70%, lebih hemat BBM, serta mesin jadi bersih total.

 


Penutup

Boyolali mempunyai banyak sekali tempat wisata, café dan resto. Apalagi daerah pegunungan seperti Cepogo dan Selo. Tempat wisata, café, dan resto sudah menjamur.

 

Nah, buat yang ingin berwisata ke Selo, boleh mampir nih ke Lembah Manah Kopi. Oh ya, sebelum melakukan perjalanan, jangan lupa service dan ganti oli kendaraannya agar perjalanan aman, nyaman, dan lancar 😊

 

TikTok : @ayo_dolanbareng

Instagram : @ayo_dolanbareng

Sabtu, 16 Oktober 2021

Review Tempat Wisata Viral di Boyolali, Bale Rantjah Park

Oktober 16, 2021

Review Tempat Wisata Viral di Boyolali, Bale Rantjah Park

Halo dolaners, apa kabarnya? Setelah sekian lama berdampingan dengan pandemi dan #dirumahaja, akhirnya sekarang sudah bisa dolan lagi. Beberapa tempat wisata sudah dibuka, tentunya dengan menerapkan proses dong. Dan aku, juga sudah mulai dolan. Weekend kemarin, aku dan dan keluarga dolan salah satu tempat wisata viral di Boyolali, yaitu Bale Rantjah Park.



Bale Rantjah Park ini berada di Sawit, Boyolali. Tempat wisata viral di Boyolali ini menawarkan pemandangan alam ala Bali. Kolam renangnya dibuat kayak pantai gitu, terus di sekitar area juga ada sawah yang padinya lagi menghijau. Vibesnya Bali banget deh.




Bale Rantjah Park ini satu lokasi sama Umbul Tirto Mulyo, Sawit. Cuma, kemarin aku enggak mampir ke umbulnya karena kebetulan di Bale Rantjah Park masih ada perbaikan. Ke depannya, tempat wisata viral di Boyolali ini bakalan lebih menarik lagi karena pembangunannya belum 100% selesai.

Dolan ke Bale Rantjah Park ini menurut akutuh paket lengkap. Selain ada kolam renang ala pantai, ada juga kolam renang khusus anak yang ada perosotannya gitu. Tapi kemarin sepi, karena anak-anak lebih memilih renang di kolam renang yang kayak pantai.



Selain itu, di Bale Rantjah Park juga ada restonya. Terus, ada Rabbit House juga di dekat pintu masuk. Di Rabbit House, anak-anak bisa ngasih makan kelinci secara langsung. Dan wortelnya sudah disediakan, jadi enggak usah beli.

View di Bale Rantjah Park ini juga bagus, cocok nih buat yang suka foto-foto. Apalagi kalau senja, wah pasti tambah bagus.



Oh ya, untuk tiket masuknya per orang Rp 25.000,- Renang sudah enggak bayar lagi. Kecuali kalau jajan, bayar lagi dong...hehehe. Di Bale Rantjah Park ini kalau Senin tutup ya dolaners. 

Untuk lebih lengkapnya tentang Bale Rantjah Park ini, bisa langsung ke ig-nya @balerantjahpark. Atau bisa juga vtomton video YouTube aku ini yah dolaaners 😉

Selasa, 19 November 2019

CAGAR BUDAYA INDONESIA CANDI LAWANG DAN CANDI SARI, SEJARAH PERKEMBANGAN AGAMA HINDU DI BOYOLALI

November 19, 2019

CAGAR BUDAYA INDONESIA CANDI LAWANG DAN CANDI SARI, SEJARAH PERKEMBANGAN AGAMA HINDU DI BOYOLALI


Berbicara tentang candi, ingatan saya langsung tertuju pada candi Borobudur. Candi Budha yang terletak di Magelang ini bukan hanya menjadi salah satu keajaiban dunia. Akan tetapi candi Borobudur juga menyimpan legenda yang beredar di masyarakat. Konon katanya candi Borobudur dibangun pada tahun 800 Masehi pada masa kerajaan dinasti Syailendra di Jawa Tengah.


Candi lain yang terekam dalam ingatan saya adalah candi Prambanan. Candi yang selalu saya lewati kalau ke Jogja ini, dulu legendanya sering muncul di buku paket Bahasa Indonesia saya. Candi yang mengungkap sejarah kisah cinta bertepuk sebelah tangan antara Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang ini merupakan candi bercorak Hindu. Konon katanya candi ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai dewa pemusnah.



View this post on Instagram

JOGJA & SOBATKU Jogja selalu menyimpan cerita. Banyak tempat yang selalu menarik hati untuk dikunjungi. Mulai dari candi, malioboro, dan banyak tempat wisata lainnya yang menggoda hatiii... Bukan itu saja... tapi Jogja juga kota pelajar. Di sini, akan kau temui para pelajar dari pelosok nusantara. Makanya, enggak heran kan kalau tiap liburan atau weekend, Jogja bakalan macet cet cetttt... akan tetapi di balik kemacetannya itu menyimpan rasa... rasa untuk dikunjungi lagi dan lagiiii..... Oh ya, bicara weekend... weekend ntar di Ambarukmo bakalan aada acara keren loh. Acara bareng Sobatku. Udah pada tahu belum apa itu Sobatku? Tabungan online gitu dech, kan sekarang zamannya serba online. Jadi, enggak cuma belanja dan ojek aja yang online... tapi tabungan juga online :) oh ya, jadi minggu depan nanti tuh Sobatku mau bagi-bagi hadiah loh... selain itu kita bisa ngedance juga sama Om Pongki. Selengkapnya swipe aja yah :) #Sobatku #Tabunganonline #Undian100JT #TerbangUmroh #Jutawansobatku #Semuabisanabung #SOBATKUXPongki @sobatku_id
A post shared by Witri Prasetyo Aji (@witri_nduz) on




View this post on Instagram

Pagi dolaners, selamat berpuasa hari ke 4 Ramadan yah... tetap semangat dan semoga puasanya lancar :) . . اَللَّهُمَّ قَوِّنِيْ فِيْهِ عَلَى إِقَامَةِ أَمْرِكَ وَ أَذِقْنِيْ فِيْهِ حَلاَوَةَ ذِكْرِكَ وَ أَوْزِعْنِيْ فِيْهِ لأدَاءِ شُكْرِكَ بِكَرَمِكَ وَ احْفَظْنِيْ فِيْهِ بِحِفْظِكَ وَ سِتْرِكَ يَا أَبْصَرَ النَّاظِرِيْنَ ALLAHUMMA QAWWINII FIIHI ‘ALAA IQOOMATI AMRIKA WA ADZIQNII FIIHI HALAAWATA DZIKRIKA WA AUDZI’NII FIIHI LI ADAAI SYUKRIKA BIKARAMIKA WAHFAZHNII FIIHI BIHIFZHIKA WA SITRIKA YAA ABSHARAN-NAAZHIRIIN  Artinya : Ya Allah! Mohon berikanlah kekuatan kepadaku, untuk menegakkan perintah-perintah-MU, dan berilah aku manisnya berdzikir mengingat-MU. Mohon berilah aku kekuatan untuk bersyukur kepada-MU, dengan kemuliaan- MU. Dan jagalah aku dengan penjagaan-MU dan perlindungan-MU, Wahai dzat Yang Maha Melihat. . . #ayodolan #ayodolanbareng #traveling #travelblogger #travelfollowloop #travelgram #prambanan #travel #travelbloggers #dolanjogja #explorejogja #jogjakartaistimewa #jogjalovestory #jogjangangeni #lifestyleblogger_de #lifestyleblogger #lifestyle #blog #blogger #bloggersolo #bloggerboyolali #bloggerjogja #bloggerperempuan #emakblogger #EmakBloggerSolo #ramadan #ramadandecorations #ramadan2019
A post shared by D'Wendys Official (@ayo_dolanbareng) on

Candi di Jogja lainnya yang juga menyimpan sejarah kisah cinta adalah candi Plaosan. Candi ini terletak tidak jauh dari candi Prambanan, lebih tepatnya di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten.

Candi Plaosan ini berbeda dengan candi Borobudur maupun candi Prambanan. Jika candi Borobudur bercorak agama Budha sementara candi Prambanan bercorak agama Hindu, candi Plaosan ini adalah perpaduan dari agama Budha dan agama Hindu.

Menurut sejarah, candi Plaosan ini adalah bukti cinta antara Rakai Pikatan yang menikahi  Pramordhawardani sementara keduanya berbeda keyakinan. Di mana Rakai Pikatan berasal dari Dinasti Sanjaya yang menganut agama Hindu, sedangkan Pramordhawardani berasal dari Dinasti Syailendra yang menganut agama Budha. Dan candi Plaosan ini dibangun sebagai lambang rasa cinta Rakai Pikatan dan Pramordhawardani.

Jadi, jangan heran jika candi Plaosan ini berbeda dengan candi-candi lainnya. Meskipun pada dasarnya candi Plaosan ini adalah candi yang bercorak agama Budha, tetapi secara arsitektur candi Plaosan memiliki campuran dengan candi Hindu di indonesia.

***

Candi-candi di atas hanyalah sebagian candi di Indonesia yang harus dirawat. Karena candi-candi tersebut merupakan cagar budaya Indonesia sekaligus bukti sejarah akan kehidupan masa lampau.

Sedari kecil, saya hanya tahu tentang candi Borobudur dan candi Prambanan saja. Padahal di Indonesia ada puluhan candi dengan kisahnya yang menarik untuk dipelajari. Dan di kota tempat saya tinggalpun ternyata juga ada 2 candi yang merupakan cagar budaya Indonesia yang meski dijaga keberadaannya. Kedua candi tersebut berada di kecamatan Cepogo, yaitu Candi Lawang dan Candi Sari.

Jika selama ini Cepogo terkenal dengan budaya sadranan dan deSA pengrajin tembaga, ternyata cepogo juga merupakan wilayah yang menyimpan akan sejarah perkembangan agama Hindu di Boyolali. Karena candi Lawang dan candi Sari tersebut adalah candi-candi peninggalan agama Hindu.


Candi Lawang di Dusun Dangean, Cepogo, Boyolali

“Lawang” berarti pintu. Candi Lawang ini bentuknya seperti pintu. Oleh karena itu, candi ini dinamakan candi Lawang.

Candi Lawang merupakan salah satu candi peninggalan kerajaan Mataram Hindu yang diperkirakan periodesasi candi ini sekitar 750 M – 800 M. Struktur bangunannya menyerupai Candi Prambanan.


Candi Lawang pertama kali ditemukan oleh seorang arkeolog Belanda pada tahun 1972. Candi ini terdiri atas satu candi induk yang sudah tidak utuh lagi dan hanya terlihat sebagian tubuhnya saja dengan denah berbentuk bujur sangkar dan kaki candi berdiri di atas batur. Candi Lawang ini juga memiliki perbingkaian gaya klasik tua di bagian kaki dan sebagian tubuhnya. Sementara ragam hias penghias bangunan candi Lawang atau ornamentalnya berupa simbar (antefiks) dan hiasan untaian bunga, serta hiasan geometris seperti motif gawang (kotak-kotak).

Di sebelah utara dan sebelah selatan candi induk ada candi perwara berdenah bujur sangkar. Sementara candi perwara di sebelah timur berdenah persegi panjang.

Sementara temuan lain yang ada di candi Lawang yaitu ada sebuah Yoni yang mengeluarkan rembesan air dari lubang Yoni-nya, arca Agastya, arca Durga Mahisasuramardini, pecahan makara, dan simbar (antefiks).


Untuk menuju candi Lawang, jalan menuju ke sana memang sudah bagus. Akan tetapi jalan yang berkelok dan letaknya yang berada di tengah dusun dan lebih tepatnya berada di belakang rumah warga ini membuat candi Lawang tidak banyak pengunjung. Meskipun pergi ke candi Lawang ini gratis, akan tetapi tanpa pemandu pergi ke candi Lawang agak kesulitan.

Candi Sari di Gedangan, Cepogo, Boyolali

Dibandingkan dengan candi Lawang, candi Sari ini lebih strategis meskipun sama-sama berada di tengah desa. Letak candi Sari ini lebih tinggi dari candi Lawang. Dan menurut saya viewnya juga lebih bagus karena berlatas gunung Merbabu dan gunung Merapi.


Akan tetapi, candi Sari ini terbilang kecil karena sekarang hanya tersisa pondasinya saja serta beberapa peninggalan lainnya. Pondasi bangunan candi Sari dekat dengan pohon beringin dan di atas pondasinya terdapat empat buah batu andesit berbentuk seperti ratna di setiap sudutnya serta satu buah Lingga semu di atas seperti lapik arca yang diletakkan di tengah foundasi.


Sama seperti candi Lawang, candi Sari ini adalah candi yang bercorak Hindu. Hal ini dibuktikan dengan adanya penemuan satu buah Yoni dan satu buah arca Nandi tanpa kepala yang merupakan wahana atau kendaraan dari Dewa Siwa.

Cagar Budaya harus dirawat atau dibiarkan musnah?

Menurut Wikipedia, cagar budaya adalah daerah yang kelestarian hidup masyarakat dan peri kehidupannya dilindungi oleh undang-undang dari bahaya kepunahan.

Sementara menurut undang-undang no. 11 tahun 2010, cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan atau kebudayaan melalui proses penetapan.

Di Boyolali sendiri ada 5 cagar budaya, yaitu Candi Lawang, Candi Sari, Pertitaan Cabean Kunthi, Umbul Pengging dan Masjid Cipto Mulyo. Dari kelima Cagar Budaya yang ada di Boyolali, saya baru mengunjungi Candi Lawang, Candi Sari, dan Umbul Pengging yang setiap musim padusan menjelang puasa Ramadhan sangat ramai akan pengunjung.

Menurut saya pribadi, cagar budaya adalah sejarah sekaligus warisan nenek moyang yang  meninggalkan bukti akan perkembangan ilmu pengetahuan, agama serta kebudayaan di masa lalu. Dan semua itu harus dijaga keberadaannya agar generasi penerus nanti tahu akan sejarah perkembangan negaranya.

Lantas, bagaimana cara merawat Cagar Budaya Indonesia agar tidak musnah?

Cagar Budaya adalah sejarah yang tidak boleh musnah, oleh karena itu keberadaannya harus dijaga dengan cara :
1.    Adanya perawatan akan cagar budaya. Tanpa perawatan, cagar budaya bisa musnah. Apalagi jika dibiarkan begitu saja, tidak hanya musnah akan tetapi juga bisa menjadi ‘korban’ dari para tangan-tangan jahil
2.    Cagar budaya harus dilestasikan serta dilindungi
3.    Adanya konservasi cagar budaya agar tetap ada dan pesan dari masa lalu bisa tersampaikan pada generasi penerus

Cagar Budaya harus dirawat karena merupakan sejarah. Alangkah lebih baik jika siswa-siswi mulai dikenalkan dengan cagar budaya Indonesia yang ada di daerah sekitarnya. Diajak untuk mengenal sejarah nenek moyangnya dan diajak untuk merawat peninggalan nenek moyangnya.

Itulah sekilas cerita tentang candi—cagar budaya—yang keberadaannya meski kita rawat bersama-sama agar tidak musnah termakan zaman. Dan candi Lawang serta candi Sari adalah salah satu bukti cagar budaya yang keberadaannya harus kita jaga bersama-sama.

Oh ya, tulisan ini diikutkan dalam lomba blog "RAWAT ATAU MUSNAH". Dan  di daerah teman-teman sekalian pasti juga ada cagar budaya yang keberadaannya harus dijaga. Yuk ikutkan saja ceritanya dalam lomba blog  Cagar Budaya Indonesia dengan tema “RAWAT ATAU MUSNAH". Lomba blog ini diselenggarakan oleh Kemdikbud dan Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN).




Kamis, 27 Juni 2019

KUSUMA PARK : TAMAN BUNGA CELOSIA DI TLATAR BOYOLALI

Juni 27, 2019

KUSUMA PARK : TAMAN BUNGA CELOSIA DI TLATAR BOYOLALI


Tlatar? Hayo siapa yang belum tahu Tlatar? Salah satu Ekowisata Taman Air di Boyolali loh. Kalau ke Boyolali belum ke Tlatar, rasanya kok kayak kurang afdol nih. Heheheh...


Kali ini dolaners, aku enggak mau ngereview tentang Tlatar-nya. Etapi tentang Kusuma Park. Kusuma Park ini taman bunga celosia yang terletak di daerah Tlatar. Tepatnya sih sebelah barat SMA Negeri 2 Boyolali—SMA ku dulu hlo... heheheh. Oh ya, ternyata Kusuma Park tuh letaknya dekat banget sama kos-kosan salah satu teman SMA-ku dulu.


Awalnya kupikir, Kusuma Park ini taman bunga yang luas banget. Ternyata enggak luas-luas banget. Tapi Kusuma Park ini adalah taman bunga di pekarangan milik warga setempat yang dimanfaatkan sama warga. Meskipun enggak luas, tapi bagus dan instagramable kok.  Buat aku nih dolaners, ini bagus banget dan bisa ditiru loh. Masuknya per orang hanya Rp 5.000,- doang dan anak di atas 3 tahun udah bayar sendiri. Buat parkirnya Cuma Rp 2.000,- .

Oh ya, berikut beberapa foto di Kusuma Park.










Aku ke Kusuma Park ini pas puasa Ramadan di hari ke-29 kemarin. Niatnya ngabuburit gitu. Pas aku ke sana kebetulan enggk ramai. Jadi bisa foto-foto dengan leluasa. Cuman pas mau bikin video akunya enggak fokus karena Juna lari-lari mulu.

Lokasi Kusuma Park :




Oh ya, kalau dolan ke Boyolali, jangan lupa mampir ke Kusuma Park ya dolaners.

Kamis, 04 Januari 2018

MENGINTIP PEMBANGUNAN WISATA KEBUN RAYA INDROKILO DAN LUN-ALUN LOR KABUPATEN BOYOLALI

Januari 04, 2018
MENGINTIP PEMBANGUNAN WISATA KEBUN RAYA INDROKILO DAN LUN-ALUN LOR KABUPATEN BOYOLALI

Hay dolaners, pada tahu enggak kalau saat ini Boyolali tuh tengah banyak pembangunan. Enggak Cuma pembangunan jalan tol Solo-Semarang doang loh, etapi ada pembangunan sirkuit, terminal Penggung, sampai dengan pembangunan tempat-tempat wisata seperti Kebun Raya Indrokilo dan Alun-alun Lor Kabupaten Boyolali.

Area-area ini, pas tahun baru kemarin rame loh dolaners. Pas malam tahun baru, di sirkuit, terminal Penggung dan Alun-alun Lor Kabupaten Boyolali ada panggung hiburan. Dan sekarang nih ya, pembangunan-pembangunan itu sudah jadi 50% lebih. Harapannya sih ya dolaners, tahun ini semua bakalan selesai dan bisa dinikmati oleh para warga. Aamiin.


Meskipun tengah dalam tahap pembangunan, untuk area Kebun Raya Indrokilo dan Alun-alun Lor Kabupaten Boyolali ini sudah mulai ramai dan beberapa spotnya sudah instagramable loh dolaners.

Liburan akhir tahun kemarin, saya dan keluarga emang enggak dolan ke mana-mana. Etapi kami ngintipin nih area-area yang saya lihat di intagram kok lumayan kece badai padahal tempatnya juga tengah dalam tahap pembangunan.

Kebun Raya Indrokilo
Kebun Raya Indrokilo ini berada di daerah Kemiri, Mojosongo, Boyolali. Etapi, dasar saya dan Pak Wendi, belum tahu tempatnya dan ngandelin google maps, ke Kebun Raya Indrokilo yang sebenarnya Cuma enggak nyampai 3o menit dari rumah (Mojosongo), malah muter-muter enggak jelas. Walhasil, tanyalah sama penduduk setempat. Terus kalau ditanya orang mana, jawabnya orang Ampel. Berasa tengsin, orang Mojosongo kok enggak tahu di mana Indrokilo. Wkwkwk... LOL


Kalau dari apa yang saya lihat, Kebun Raya Indrokilo ini luas. Bahkan lebih luas dari Taman Satwataru Jurug, Solo. Banyaknya pepohonan sekitar, membuat tempatnya sejuk meskipun pas saya ke sana itu panasnya bener-bener bikin lemes. Padahal waktu itu pemandangannya indah banget, langit biru berhias awan putih, angin semilir sepoi-sepoi, tapi apa daya jika hayati tak kuat kepanasan bang.


Karena Indrokilo ini luas banget, Indrokilo ini cucok meong buat dolan bareng anak lanang saya yang lagi aktif-aktifnya. Lagipula, tempatnya juga bisa dikatakan aman meskipun beberapa areanya dalam tahap pembangunan. Kalau haus atau lapar, ada beberapa warung gubug di sekitarnya.


Cuman, yang kurang saya suka dari Indorkilo, nih tempat udah banyak ajah abegeh-abegeh baru gedhe yang mojok sama pacarnya. Duh... beneran racun mata kalau dilihat anak-anak. Tempat sudah asyique buat anak-anak lari-larian, rusaklah pemandangan karena pada mojok #miris

Alun-alun Lor Kabupaten Boyolali
Alun-alun Lor Kabupaten Boyolali ini juga terletak di daerah Mojosongo. Kalau Kebun Raya Indrokilo itu di Mojosongo bagian selatan, Alun-alun Lor Kabupaten Boyolali ini berada di Mojosongo bagian utara. Lebih dekat dari rumah, paling cuman 15 menit sampai.

Konon katanya, Alun-alun Lor ini ntar bakalan fokus buat tempat hiburan para warga. Berbeda dengan Alun-alun Kidul Kabupaten Boyolali yang tempatnya campur dengan area perkantoran Kabupaten Boyolali dan tempat-tempat ibadah.


Secara tempat, Alun-alun Lor ini lebih alami. Sekitarnya masih banyak pepohonan. Hawanya sejuk dan berasa naik gunung... hahaha...


Alun-alun Lor ini bisa dibilang berada di pinggir kota lantaran berada di jalur bus utara. Tapi gampang kok aksesnya. Jadi enggak sabar pengen nih tempat jadi.




Nah dolaners, di Boyolali bakalan makin banyak tempat wisatanya loh. berdoa juga, semoga di Boyolali juga bakalan dibangun mall sama hotel berbintang. Biar Boyolali makin ramai... iya enggak???

Rabu, 08 November 2017

REVIEW : KUKUSAN CAFE BOYOLALI

November 08, 2017
REVIEW : KUKUSAN CAFE BOYOLALI

Kukusan berarti barang anyaman (bakul) berbentuk kerucut untuk mengukus nasi (menanak nasi di dandang).

Dan seperti namanya, cafe yang terletak di Jalan Merbabu atau tepatnya di samping rutan Boyolali ini memang dekorasinya penuh dengan kukusan-kukusan yang bikin nih cafe makin unik. Seperti lampunya yang dihias dengan kukusan dan banyak pula kukusan yang bergantungan.

Oh ya, Kukusan Cafe ini dulunya adalah warnet. Kalau ndak salah, namanya Mitra Net. Zaman SMA sampai awal kuliah, saya dan kawan-kawan sich bisa dibilang sering main nih warnet. Soalnya tempatnya asyique.


Ah, kembali ke Kukusan Cafe yang saya kira kalau semua menunya bakalan berbentu kerucut ala-ala tumpeng, tapi ternyata perkiraan saya salah. Menu-menu yang disediakan di Kukusan Cafe ini beragam. Dan, nasinya juga enggak dibikin tumpeng-tumpeng kecil gitu, tapi penyajiannya sama dengan resto lainnya. Padahal kan yah, semisal nasinya dibikin tumpeng-tumpeng kecil gitu, bakalan sesuai namanya kan? Kukusan Cafe, identik dengan bentuk kukusan (segitiga/tumpeng).

Menu di Kukusan Cafe
Menu di Kukusan Cafe ini beragam, ada menu lokal maupun ala-ala internasional. Pas saya dan Pak Wend ke sana, menu yang kami pesan adalah : Ayam goreng Chrisphy Taiwan bumbu Pedas, Ayam Katsu Saus Teriyaki, Strawberry Squash dan menu wajib yaitu es teh.

Ayam goreng Chrisphy Taiwan bumbu Pedas

Ayam Katsu Saus Teriyaki

Strawberry Squash

Ayam goreng Chrisphy Taiwan bumbu Pedas dan Ayam Katsu Saus Teriyaki ini sebenarnya hampir sama bentuknya. Sama-sama seperti chickhen katsu. Yang membedakan hanya di bumbu, yaitu bumbu pedas dan saus teriyaki.

Sementara Strawberry Squashnya, dilidah saya kok berasa kayak minum sirup dicampur soda yah? Haahaaa.... mungkin ada yang bermasalah dengan lidah saya.

Tempat
Soal tempat, tempatnya bisa dibilang strategis. Tepatnya di Jalan Merbabu, timur Rutan Boyolali dan sebelah barat Patung Kuda Arjuna Wiwaha. Tepat berada dipinggir jalan. Lumayan luas, ada live musicnya.

Etapi, yang saya kurang suka dari Kukusan Cafe ini parkirnya sempit. Cuma di pinggir jalan. Cafenya juga terlalu mepet jalanan. Kurang amanlah kalau mengajak anak kecil yang aktif, suka lari ke sana-kemari.



Akan tetapi, cafe ini recomendedlah buat yang mau ngajak kencan gebetannya. Lampunya enggak terlalu terang, remang-remang romantislah.

Harga
Soal harga mah masih bisa dibilang wajar. Etapi bukan harga pelajar Boyolali. Hohohohoho...



Untuk keseluruhan sih, rasa makanannya lumayan enak. Harga wajarlah. Tempat strategis.