Tampilkan postingan dengan label Omah Wayang Klaten. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Omah Wayang Klaten. Tampilkan semua postingan

Kamis, 22 Agustus 2024

MENJELAJAH OMAH WAYANG - DESA WISATA SIDOWARNO

Agustus 22, 2024

 “Di mana wayang tidak hanya sekedar benda seni tetapi merupakan simbol jembtan peradaban yang tangguh melintasi antar generasi.”

Desa Wisata Sidowarno

 

Minggu lalu, saya dan beberapa kawan blogger, jurnalis, dan fotografer berkunjung ke salah satu Kampung Berseri Astra yaitu Omah Wayang, Desa Wisata Sidowarno. Omah Wayang, Desa Wisata Sidowarno ini berada di Kabupaten Klaten bagian timur, dekat dengan Kabupaten Sukoharjo. Tepatnya, berada di Dukuh Butuh, Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten.

 

Untuk menuju ke Omah Wayang, Desa Wisata Sidowarno ini cukup mudah. apalagi jika lewat Kabupaten Sukoharjo. Sementara saya sendiri, waktu berangkat lewat Klaten. Meskipun lumayan lebih dekat, tapi jalanan banyak belokannya dan cukup melelahkan.


 

Akan tetapi, sesampainya di Omah Wayang, Desa Wisata Sidowarno, lelah itu terbayar lunas. Sesampainya di Lokasi, kami di sambut dengan gapura-gapura yang terbuat dari bambu. Lalu, di dekat Joglo Omah Wayang, ada sebuah makam. Dan yang unik, pagar dari makam tersebut ada wayang berukuran besar (Pandawa).

 

Yang saya suka dari Desa Wisata Sidowarno ini adalah desanya yang bersih, sejuk, nyaman, dan guyup rukun masyarakatnya. Kala saya dan teman-teman berkunjung ke sana, kala itu ada orang kesripahan (meninggal dunia) dan kebersamaan masyarakat Desa Wisata Sidowarno patut diacungi jempol.

 

Meskipun waktu itu ada salah satu masyarakat yang berduka, bukan berarti saya dan teman-teman tidak jadi menjelajah Desa Wisata Sidowarno. Kami tetap melanjutkan acara kami. Bahkan, di akhir acara, ada punakawan (anak-anak SD yang berdandan seperti punakawan). Saya dan teman-temanpun tidak ingin melewatkan moment, kami berfoto dengan punakawan.

 



Masuk Joglo Omah Wayang, sebelum acara dimulai, saya dan teman-teman memakai kain jarik. Lalu, kami disambut oleh Bapak Baron selaku ketua pilar wirausaha Desa Sidowarno. Pak Baron ini juga merupakan generasi ke empat dari leluhurnya.

 



Pak Baron menjelaskan tentang Desa Wisata Sidowarno yang sudah mendapatkan berbagai penghargaan. Salah satunya menjadi Kampung Berseri Astra.

 

Mengenal Desa Wisata Sidowarno

“Dari generasi muda Desa Wisata Sidowarno untuk generasi muda Indonesia.”

 

Indonesia kaya akan budaya. Salah satunya pertunjukan wayang kulit. Menonton wayang kulit bagi saya bukanlah suatu hal yang asing, sampai saat ini. Karena di desa tempat saya tinggal, setiap merti desa (bersih desa) pasti ada pertunjukan wayang kulit.

 

Akan tetapi, selama ini saya hanya menonton pertunjukannya saja. Menonton dalang memainkan wayang di balik kelir. Melihat puluhan bahkan ratusan wayang berjejer di balik kelir.

 

Terkadang, dalam benak saya bertanya, “Bagaimana caranya membuat wayang ya? Kok bisa sebagus itu? Kok bisa kayak benda hidup?”

 

Hingga akhirnya, minggu lalu sayapun melihat secara langsung pembuatan wayang kulit di Desa Wisata Sidowarno.

 

Tapi, sebelum saya jelaskan tentang pembuatan wayang kulit di Desa Wisata Sidowarno, mari mengenal terlebih dahulu tentang Sejarah Desa Wisata Sidowarno.

 



Desa Wisata Sidowarno juga dikenal sebagai desa wisata wayang. Secara, di desa Sidowarno ini sejak tahun 1960-an memang sudah membuat kerajinan wayang kulit. Dan pertama kali yang membuat wayang kulit di Desa Sidowarno yaitu Mbah Hadi Kasimo pada tahun 1960.

 

Selain itu, kenapa harus desa wisata wayang? Kenapa bukan lainnya?

  •       Karena ingin turut melestarikan budaya wayang dengan mendukung karya para seniman wayang kulit, 
  •       mempelajari value dan pesan moral pewayangan yang bisa menjadi sarana edukasi bagi anak-anak, 
  •       memberikan dampak sosial dan ekonomi bagi warga desa.

 

“Kami tidak ingin mencari pekerjaan, tapi kami ingin menciptakan pekerjaan.”

 

Jika pada tahun 2018 Desa Wisata Sidowarno masuk sebagai Kampung Berseri Astra, pada tahun 2020 Pemerintah Kabupaten Klaten menetapkan Desa Wisata Sidowarno sebagai desa wisata wayang. Di mana sampai saat ini, di Desa Wisata Sidowarno sudah ada sekitar 75 pengrajin wayang kulit. Dan wayang kulit tersebut terbuat dari kulit sapi, kerbau, dan kambing.

 



Wayang kulit buatan pengrajin di Desa Wisata Sidowarno ini terkenal bagus, rapi, dan halus. Banyak dalang-dalang kondang yang membeli wayang kulit di Desa Wisata Sidowarno, salah satunya Ki Anom Suroto. Selain itu, wayang kulit dari Desa Wisata Sidowarno juga sudah dikenal sampai mancanegara.

 

Pengrajin Wayang di Desa Wisata Sidowarno

Seperti yang saya jelaskan di atas, di Desa Wisata Sidowarno sampai saat ini sudah ada 75 pengrajin wayang. Jumlah tersebut bisa saja bertambah bisa saja berkurang. Secara, di zaman modern seperti ini jarang ada anak muda yang mau menjadi pengrajin wayang.

 

Akan tetapi, di Desa Wisata Sidowarno—meski tidak semua—masih ada anak-anak muda yang mau melanjutkan warisan leluhurnya, menjadi pengrajin wayang kulit. Terutama yang orang tua mereka juga pengrajin wayang kulit.

 

Akan tetapi, setiap ada event-event besar, para pemuda juga ikut andil dalam acara tersebut. Seperti ikut menunggu jemparingan (panahan), menjadi sinoman, dan yang lainnya.

 

Selain itu, anak muda di Desa Wisata Sidowarno juga ikut mempromosikan Desa Wisata Sidowarno melalui sosial media. Jika dulu Sidowarno hanya dikenal dari mulut ke mulut, kini Sidowarno juga bisa dikenal melalui sosial media.

 

Pembuatan Wayang

Setelah sedikit banyak mendengarkan penuturan Pak Baron tentang Desa Wisata Sidowarno, saya bersama teman-temanpun berkeliling desa. Kami semua di bagi menjadi 3 grup. Saya ikut grup 2 dan dipandu langsung oleh Bapak Bapak Suraji. Bapak Suraji ini adalah ketua RT, ketua pemandu wisata, dan ketua Pokdarwis.

 


Pengerokan Kulit

Pertama-tama, kami semua di ajak ke kediaman Bapak Hasan. Di sini adalah tempat pengerokan kulit. Di mana ini adalah proses awal pembuatan wayang.

 

Sebelum di kerok, pertama kalinya kulit di rendam selama satu hari satu malam agar kulitnya menjadi empuk dan lentur. Kulitnya dimasukkan ke dalam kolam, lalu ditindih dengan batu agar semua bagian kulit terkena air. Setelah itu, keesokan paginya diberi lubang-lubang dan dipentang menggunakan bambu dan tali temali, lalu dikeringkan. Jika cuaca panas, setengah haripun sudah kering. Baru dilakukan pengerokan. Waktu pengerokan biasanya membutuhkan waktu 1 ½ hari.

 



Waktu saya ke Desa Wisata Sidowarno kemarin, kulit yang direndam adalah kulit kerbau dari NTB. Akan tetapi, Bapak Hasan membelinya dari pengepul di Banyudono (tempat pabrik rambak). Biasanya, yang dipilih adalah kulit yang tipis karena kulit yang tebal digunakan untuk pembuatan rambak.

 

Biasanya pembelian perkilo. Harga perkilonya mencapai Rp 80.000,- dan satu lembar kulit biasanya mencapai 10 - 11 kg. Dan setelah dikerok, harga kulitpun naik. Untuk 11 kg-an bisa mencapai harga satu jutaan.

 

Menggambar Pola di Atas Kulit

Kulit yang dikerok lalu dijemur, dan setelah kering baru dibuat pola. Untuk pola yang sudah jadi seperti gambar di bawah ini :

 



Penatahan

Untuk penatahan dan sungging, ini dilakukan di rumah Bapak Baron. Natah yaitu sebuah sebuah tehnik memahat atau membuat lubang yang menjadi pembatas bagian-bagian wayang kulit.

 



Mulas atau Pewarnaan (Sungging)

Sementara sungging atau pewarnaan adalah mewarnai wayang dengan pola-pola rumit yang dilakukan secara teratur sehingga menghasilkan sebuah tatanan warna gradasi yang rapi dan indah.

 



Dalam proses sungging ini, ada wayang yang diwarnai menggunakan emas asli. Wayang yang diwarnai dengan emas asli, satu buah wayang harganya mencapai 3 jutaan lebih. Sementara untuk wayang yang tidak dilapisi emas asli, harganya juga di atas 1,5 juta. Tergantung besar kecilnya wayang.

 

Pengelukan

Proses terakhir pembuatan wayang kulit yaitu pengelukan atau pemasangan pegangan wayang. Dulu saya kira pegangan wayang kulit itu terbuat dari kayu, ternyata tidak. Pegangan wayang kulit terbuat dari tanduk kerbau yang dipanaskan. Akan tetapi, pegangan wayang ada juga yang terbuat dari bambu ataupun kayu secang.

 

Oh ya, pegangan wayang atau tiang peyangga wayang tersebut disebut Cempurit.

 

Wisata Lainnya di Desa Wisata Sidowarno

Di Desa Wisata Sidowarno, kita tidak hanya melihat proses pembuatan wayang saja. Tapi ada kerajinan pembuatan kaligrafi dari kulit kambing, belajar memanah, melihat ibu-ibu memayet kebaya, dan kita juga bisa menikmati jamu.

 

Tempat lain yang saya kunjungi di Desa Wisata Sidowarno yaitu Jemparingan atau latihan memanah. Panah yang digunakan terbuat dari kayu dan tidak terlalu berat. Jujur, jemparingan atau memanah itu sebenarnya sangat mengasyikan, melatih untuk fokus dan tidak grusa-grusu (tergesa-gesa).

 



Saya sempat mencoba memanah, akan tetapi gagal. Di sini saya terlalu terburu-buru. Padahal, jika ingin belajar memanah, kita harus sabar dan tidak grusa-grusu.

 

Di Jemparingan ini juga ada bapak-bapak yang melatih. Jadi, jangan khawatir. Jika ingin belajar memanah di Desa Wisata Sidowarno, sudah ada pelatihnya 😊

 

Setelah agak lama belajar memanah, saya dan teman-teman lanjut ke tempat pembuatan kaligrafi dari kulit kambing. Di sini, saya melihat banyak kulit kambing yang di jemur.

 




Dari tempat pembuatan kaligrafi, kami mampir ke Depot Jamu Kampung Berseri Astra. Di tempat ini, kita bisa menikmati jamu, seperti : beras kencur, kunir asem, cabe puyang, brotowali. Waktu itu, saya mencicipi jamu beras kencur. Beras kencur menjadi pilihan saya karena rasanya manis.

 



Dan terakhir, saya dan teman-teman juga mampir ke tempat pengrajin busana pengantin Mardi Fayet. Di sini kita bisa melihat ibu-ibu yang tengah memayet busana pengantin secara manual. Kita juga bisa praktek mayet, loh. Memayet ini butuh kesabaran dan penglihatan harus fokus. Untuk yang matanya sudah minus seperti saya, enggak dulu deh…

 



Di Mardi Fayet ini, baju pengantin Mas Gibran dan Mbak Selvi, baju pengantin Mbak Kahiyang dan Mas Bobby di fayet. Untuk harga memayetnya, satu pasang baju mencapai 10 jutaan. Itu hanya memayet saja, untuk bahan baju sudah dari pemesannya.

 

Bisnis fayet Pak Mardi ini sudah ada semenjak tahun 1997. Pemasarannya juga sudah sampai mancanegara.

 

Paket Wisata Desa Wisata Sidowarno

Desa Wisata Sidowarno menyediakan beberapa paket wisata. Diantaranya :

1.      Paket Amarta per orang Rp 30.000,- (3-4 jam). Paket Amarta ini khusus untuk pelajar dengan rombongan minimal 25 orang. Fasilitasnya : pemandu, workshop ngerok, natah dan nglukis. Perorang juga akan mendapatkan wayang kertas dan praktek melukis.

2.      Paket Ganesha per orang Rp 80.000,- (4 jam) dengan minimal rombongan 10 orang. Fasilitasnya : pemandu, senjangi, workshop komplit dan mendapatkan kulit 10X10 cm dan nglukis.

3.      Paket Bhatara Wisnu per orang Rp 130.000,- (6 jam) dengan minimal rombongan 10 orang. Fasilitasnya : pemandu, senjangi, workshop komplit dan praktek menatah serta nglukis, panahan, welcome drink, jamu (bisa request maksimal 3 macam jamu), dan makanan tradisional (bisa request maksimal 3 jenis makanan).

4.      Paket Gunungan per orang Rp 550.000,- (2 hari) dengan minimal rombongan 3 orang. Dengan fasilitas : pemandu, senjangi, workshop kulit (dapat kulit dan nglukis), panahan dan kostum, welcome drink, jamu, makanan tradisional, o-trans, makan siang, serta homestay dan 1 kali makan.

 

Selain itu, adapula tambahan paketnya, antara lain :

1. Permainan Tradisional : @ Rp 5.000,-

2. Kostum wayang : @ Rp 20.000,-

3. Panahan : @ Rp 15.000,-

4. Welcome drink : @ Rp 5.000,-

5. Jamu (maks 3 jenis) : @ Rp 10.000,-

6. Makanan tradisional (maks 3 jenis) : @Rp 10.000,-

7. Makan siang : @ Rp 35.000,-

8. O-trans : @ Rp 15.000,-

9. Tarian punokawan : @ Rp 30.000,-

10. Tarian punokawan junior : @ Rp 15.000,-

11. Homestay : @ Rp 100.000,- (makan 1 kali) dan @ Rp 70.000,- (tanpa makan)

 

Jika ada dolaners yang ingin berkunjung ke Desa Wisata Sidowarno, bisa melakukan pemesanan minimal 5 hari sebelum kedatangan. Untuk info lebih lanjut, bisa berkunjung ke akun instagramnya @desawisatawayang.

 

Kampung Berseri Astra

Kampung Berseri Astra adalah salah satu program pengembangan masyarakat berbasis komunitas yang mengintegrasikan inisiatif 4 pilar program kontribusi sosial berkelanjutan Astra, yaitu : kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan kewirausahaan, dalam satu komunitas kampung.

 

Melalui program Kampung Berseri Astra oleh Astra International ini, masyarakat dan Astra dapat berkolaborasi untuk mewujudkan wilayah yang bersih, sehat, cerdas, dan produktif, sehingga dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat di wilayah Kampung Berseri Astra.

 



Astra, masuk ke Desa Sidowarno pada tahun 2018. Kala itu, Astra mulai membina masyrakat setempat dan membentuk nama KBA (Kampung Berseri Astra) Solo.

 

Sebelum menjadi KBA, awalnya masyarakat Desa Sidowarno hanyalah sebuah kelompok kecil yang bernama Kube Bima (Kelompok Usaha Bersama Bima). Melalui Affco Solo, Astra masuk ke Desa Sidowarno dan resmi menjadi KBA Solo pada tahun 2018.

 

Setelah menjadi KBA Solo, Desa Sidowarno memiliki 4 pilar, yaitu : pendidikan, kewirausahaan, lingkungan, dan kesehatan.

 



Awal merintis KBA Solo, hanyalah bapak-bapak pengrajin wayang kulit saja yang terlibat. Baru di tahun 2021, Genmawa (Generasi Pemuda Wayang) bergabung. Setelah Genmawa bergabung, KBA Solo (Desa Wisata Sidowarno) banyak mengikuti kompetisi dan banyak meraih penghargaan. Itu semua berkat kolaborasi apik antara bapak-bapak pengrajin wayang kulit dan anak muda di Desa Sidowarno.

 

Penutup

Menjelajah Desa Wisata Sidowarno, banyak insight baru yang saya dapatkan. Terutama tentang wayang. Wayang yang begitu indah dan proses pembuatannya juga tergolong rumit. Menurut saya, Desa Wisata Sidowarno ini adalah hidden gem yang recommended untuk dikunjungi. Terutama bagi para pelajar.

 

Kenapa?

 

Indonesia itu kaya akan budaya. Wayang kulit adalah salah satu budaya Indonesia yang patut dilestarikan. Anak-anak tidak hanya dikenalkan dengan pertunjukan wayang kulit saja, akan lebih baik jika anak-anak juga tahu akan proses pembuatannya. Dan siapa tahu, dari hal yang dilihatnya, anak-anak akan tertarik dan belajar menjadi pengrajin wayang kulit.

 

Lokasi Omah Wayang – Desa Wisata Sidowarno




@ayo_dolanbareng Kali ini dolannya ke #kampungberseriastra yaitu Joglo #omahwayangklaten lihat gimana pembuatan wayang, bikin kaligrafi, sampai belajar memanah #jogloomahwayang #omahwayang #klaten #klaten24jam #klatenbersinar #klatenfyp #dolanklaten #exploreklaten #wonderfulplaces #wonderfullindonesia #pesonaindonesia #jatenggayeng ♬ PANI FVNKY DJ TULUS REGAE NDESO STYLE - PanZz || 𝐉𝐚𝐰𝐚𝐏𝐫𝐢𝐝𝐞

 

 



*Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis Anugerah Pewarta Astra 2024
#BersamaBerkaryaBerkelanjutan #anugerahpewartaastra2024 #KitaSATUIndonesia