Rabu, 20 Desember 2017

NAPAK TILAS HUTAN PINUSAN MAGELANG PENUH KENANGAN

Desember 20, 2017
NAPAK TILAS HUTAN PINUSAN MAGELANG PENUH KENANGAN

Boyolali, 2011

“Besok kamu ikut WD and friends jalan-jalan enggak?” SMSmu di suatu maam Sabtu. Aku ingat dengan jelas, kala itu malam Sabtu. Beberapa hari sebelumnya WD mengajakku untuk jalan-jalan ke Magelang bersama teman-temanmu.

“Kayaknya enggak dech...” Jawabku dengan santai.

“Yah, enggak seru dong...” Balasmu.

Aku tersenyum. “Ajak ajah cewek kamu, biar seru. Kenalin ke temen-temen!”

“Cewek?”

“Iyalah cewek kamu! Aku besok ada acara. Bhay...”


Akupun mengakhiri percakapan kita. Dan keesokan harinya, akupun ke kantin kampus. Kulihat kau sudah ada di sana, kau tersenyum agak manyun. Aku bersalaman denganmu dan teman-teman lainnya.

“Katanya enggak ikut?” tanyamu memulai percakapan.

“Ya, aku kan ngerjain kamu. Lagian aku udah janji mau boncengan sama Kodok,” jawabku santai. Masih ala aku yang suka tersenyum dan menggoda.


Kau cukup tahu, aku adalah perempuan jomblo yang memang tak ada pasangan dan menikmati kesendirian bersama kawan. Kau juga paham, Kodok adalah teman sekelasku. Dia parthner yang setia denganku. Bahkan di saat orang-orang mengatai kami pacaran, dia tetap setia menjadi parthnerku. Dan kau cukup tahu, karena dia antara kami memang tak pernah ada rasa, maka kami menikmati masa berdua kami hingga saat ini (saat akhirnya aku menjadi milikmu dalam ikatan yang disaksikan oleh Tuhan).

Aku menikmati perjalanan kali ini. Perjalanan menuju barat Boyolali. Kata WD, kita akan jalan-jalan ke Hutan Pinus Magelang. Melewati jalanan berkelok dan menanjak, sesekali aku bergurau bersama Kodok. Hahaha...


Dan aku tak tahu arah jalan. Pun dengan WD dan kawan yang lain. Akhirnya kita semua berhenti di sebuat area Pinusan yang ku tak yakin kalau tempat itu adalah Hutan Pinus yang kita tuju. Tapi, aku cukup menikmati area ini. Di sini kita berfoto-foto mengabadikan kenangan.

Hingga akhirnya kau mengajakku berfoto. Akupun mengiyakannya meskipun aku tak mau berfoto berdua. Aku tahu kau bukan lelaki jomblo, aku tak mau ada salah paham di antara kita.


Kita berfoto bersama salah seorang kakak tingkatmu yang juga perempuan. Kau berpose di tengah. Cukup lucu...

Dan seingatku, malam hari setelah kita jalan bareng-bareng, kau kembali menghubungiku. Kau meminta izin padaku untuk menyimpan foto kita dan mengcropnya agar hanya ada aku dan kamu. jawaban TERSERAH adalah jawaban paling aman waktu itu.

Hingga malam-malam berikutnya, kau selalu mengirim SMS padaku. Kita berSMSan sembari mendengarkan radio yang sayangnya gelombangnya sekarang sudah tiada. Kita saling sindir menyindir dan mengirim pesan untuk orang yang kita sayang. Dan entahlah... ketika Tuhan memberikan jalan bahwa kita adalah JODOH...

***
Boyolali – Magelang 2017

Jika orang-orang mengenal Magelang karena keberadaan Candi Borobudur sebagai 7 keajaiban dunia dan mengenal Magelang akan keberadaan Gereja Ayam Bukit Rhema karena Rangga-Cinta, maka aku mengenal Magelang saat kau malu-malu mendekatiku.

Magelang adalah kota penuh kenangan. Di sana ada kenanganku bersama keluarga besarku. Dulu, sewaktu aku masih kecil dan ketika aku beranjak remaja, aku pernah diajak oleh keluarga besar ke Candi Borobudur. Tapi sayang, panas Borobudur membuatku pingsan. Hingga kini, aku akan berpikir dua kali jika ke sana.

Tak hanya itu saja, Magelang adalah kota kenangan kau dan aku. Kenangan saat awal kau mendekatiku dengan malu-malu. Puluhan pohon pinus menjadi saksi bisu saat rasa itu belum mampu kau ucap.

Dan setelah kita jadian, saat jam kuliahku kosong, pun dengan jam kuliahmu, kau mengajakku ke Ketep Pass. Aku masih ingat dengan jelas, kala itu gerimis tak diundang membasahi perjalanan kita.

Pun dengan minggu lalu. Setelah beberapa hari ini kita terlalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing, akhirnya kaupun mengajakku jalan berdua dan menitipkan anak kita ke orang tuaku (Seperti biasanya).

09.30 kita memulai perjalanan. Langit masih cerah. Tetapi, menginjak sepertiga perjalanan, terkadang gerimis masih saja menggoda. Kau tetap keukeuh melanjutkan perjalanan. Kapan lagi kita nikmati waktu berdua, toh minggu depan saat libur sekolah tlah tiba, waktuku akan banyak kuhabiskan bersama anak kita.

Aku pasrah. Ku menikmati perjalanan kita yang terkadang ditemani gerimis. Aku acuhkan inginku untuk mengabadikan perjalanan kita dalam bentuk video. Rasanya, saya sekali jika smartphoneku bersentuhan dengan air hujan. Maka, kubiarkan saja perjalanan kali ini terlewat begitu saja.

Tujuan awal dari perjalanan kita adalah Top Selfie Kragilan, Magelang. Objek wisata hutan pinus yang satu ini memang sedang ngehits dan ‘sepertinya’ tempatnya instagramable sekali. Aku bisa bicara seperti ini karena aku sering melihat foto-foto nan indah menggoda yang berseliweran di IG-ku tentang Top Selfie Kragilan ini.

Tapi sayangnya, aku dan kamu sama-sama belum pernah ke Top Selfie Kragilan dan sama-sama tak tahu jalannya. Dari info yang kita dapat, Top Selfie ini dari Ketep Pass lurus terus. Pun dari Google Map. Yasudahlah, kita lanjutkan perjalanan.

Hingga kita terhenti saat ada tulisan “Objek Wisata Pinusan Grenden”. Kupikir, di sinilah Top Selfie Kragilan. Meskipun di gerbang masuknya tulisannya Pinusan Grenden. Yang pasti sama-sama objek wisata hutan pinus, kan?

Cukup bermodal Rp 8000,- saja kita memasuki objek wisata pinusan ini. Itupun sudah termasuk parkir dan tiket masuk. Kita juga tak jauh berjalan kaki lantaran motor ataupun mobil bisa naik ke atas. Berbeda ceritanya dengan perjalanan kita saat ke Gancik dulu.


“Kayaknya ini bukan Top Selfie dech, Yah?” ucapku padamu. Karena dalam pandanganku, Top Selfie yang  fotonya sering kulihat di Instagram tak seperti ini. Tapi tak mengapalah, toh tempat ini juga asyik. Lumayan instgramable. Luas. Belum begitu rame dan yang jelas murah meriah.

Untuk beerapa spot, kita tidak harus mengelurkan uang hanya demi berfoto. Seperti beberapa spot di bawah ini. Duduk di atas bukut dan menikmati pemandangan, ayunan, rumah terbalik, ala-ala putri bunga dan ala-ala princess of the moon ini. Aku berfoto di semua spot ini free, enggak mengeluarkan uang sepeserpun.








Tapi, ada tiga spot di dekat warung yang jika kita ingin berfoto di sana kita harus membayar. Membayar Rp 5000,- untuk 3 tempat. Jika ingin berfoto di 3 spot (9 tempat), ya membara Rp 15.000,-. Buatku, uang segitu wajarlah untuk perawatan tempatnya, toh membuat ayunan, rumah pohon dan teman-temannya juga butuh dana. Perawatannya juga butuh dana. Kalau membayar yah wajarlah.

Untuk jajan di tempat ini juga murah. Saat hujan mulai turun dan perut menginginkan yang anget-anget, ada penjual bakso, teh hangat, kopi hangat, gorengan dan mie. Harganya juga ramah di kantong. Bagaimana tidak? Untuk warung di tengah ‘hutan’, semangkuk bakso cukup Rp 7000,-, segelas kopi Rp 3000,- dan satu mendoan cukup Rp 1000,-. Murah sekali, bukan?


Tempat yang orang sebut Bukit Grenden ini lumayan luas. Belum cukup ramai. Bahkan, kau sempat bilang kalau tempat ini cocok untuk syuting film, film horor kalau katamu. Beda kalau kataku, kataku mah cocok untuk film romance. Tempatnya juga lumayan romantis, kan? Buktinya banyak anak-anak muda yang tengah memadu kasih. Pun adapula yang tengah mengadakan foto prewedding di sini.

Hujan mulai reda. Aku juga cukup puas berfoto di sini. Meskipun aku tak berfoto di semua spot karena aku malas antre dan bergantian. Kita akhirnya meneruskan perjalanan menuju Top Selfie Kragilan yang ternyata tak jauh dari Bukit Grenden.

Top Selfie Kragilan sangat ramai. Keindahannya seolah terhapus oleh keramaian orang-orang yang juga ingin berfoto di Top Selfie Kragilan.

Biaya parkir dan tiket masuk di Top Selfie hanya Rp 7000,- (parkir sepeda motor Rp 3000,- dan tiket per @ Rp 2000,-). Banyak sekali spot-spot kece berlatar hamparan hutan pinus. Akan tetapi, untuk berfoto di setiap spotnya, kita harus membayar Rp 5000,- per  @ nya. Tak hanya itu saja antriannya juga panjang dan ramai.

Malas akan keramaian, aku tak berfoto di semua spot. Aku hanya berminat berfoto di ayunan hits. Bermodal Rp 30.000,- untuk kita berdua berfoto dan difoto oleh Mas Photografer. Udah itu doang. Itupun kita mengantre cukup lama, hampir sejaman.




Mungkin, jika kita ingin berfoto bersama keindahan alam, kita ke Top Selfie bukan disaat weekend ataupun liburan. Mungkin di saat weekday, Top Selfie lebih indah dan kita lebih puas berfoto bersama hamparan pohon pinus.



Oh ya, di Top Selfie Kragilan bukan hanya ada spot-spot kece yang instgramable, tapi adapula kuda dan ayunan kain warna-warni. Ayunan-ayunan ini tidak gratis. Untuk setiap kainnya, kita harus membayar Rp 10.000,- dalam waktu 20 menit. Jadi, jika ke Top Selfie Kragilan dan ingin mengumpulkan banyak foto, jangan lupa pula mengumpulkan banyak uang lima ribuan. Etapi jika ingin berfoto dengan spot yang kekinian tapi free, Bukit Grenden bisa jadi solusinya,

Waktu kian berlalu. Ternyata sudah sore. Hujan kembali datang, tapi hujan bukanlah penghalang untuk pulang.

Dan aku tetaplah aku. Meski hujan turun, tak akan kulewatkan moment untuk mengabadikan berjalanan dengan baground gagahnya sang gunung.

Magelang, sampai jumpa kembali. Tunggu aku di Bukit Rhema... 😉😉😉


Magelang penuh kenangan.

Senin, 04 Desember 2017

#JADIBISA FAMILY TIME DI TENGAH KOTA SOLO

Desember 04, 2017
#JADIBISA FAMILY TIME DI TENGAH KOTA SOLO

Sebagai seorang working mom yang masih disibukkan juga dengan hobi, terkadang saya merasa berdosa karena saya tidak punya banyak waktu bersama anak. Bahkan, saat weekend maupun hari libur pun saya masih sok sibuk dengan agenda di luar. So, semakin berkuranglah waktu bermain bersama anak.

Pun dengan suami, sebagai kepala keluarga tentunya Beliau juga sibuk bekerja dan tak punya banyak waktu bersama saya maupun anak kami. Dan karena kesibukan masing-masing, anak kami bersama neneknya, jadi tak heran kalau dia terkadang lebih akrab dengan neneknya daripada sama orang tuanya.


Terkadang, saya sempat berpikir kepengen resign dari pekerjaan. Etapi, mendengar keluh ibu : “Di sekolahke duwur-duwur kok gur nang omah?” (Di sekolahkan tinggi-tinggi kok Cuma di rumah?” Ditambah lagi suami juga merestui kalau saya bekerja, meskipun sebenarnya juga lebih cuka kalau saya bekerja dari rumah sih.

Ingin membahagiakan orang tua dan memanfaatkan ilmu yang saya dapat. Itu adalah tekat saya, selain bekerja adalah mencari uang dan ibadah.

Dan tentunya, sayapun juga harus pandai-pandai mengatur waktu. Kalau sedari jam 07.00 sampai dengan 13.30 saya ngantor, sorenya adalah waktu saya bersama anak sembari mengurus rumah. Sementara soal hobi, saya harus menunggu anak saya tidur atau saat dia bermain dengan ayahnya. Untuk datang ke event-event atau agenda di luar kantor, saya mulai memilah-milah. Yah, semua karena saya tak ingin kehilangan banyak waktu bersama anak. Apalagi anak saya sedang dalam usia emasnya.


Maka dari itu, weekend minggu lalu saya memutuskan untuk staycation sekaligus family time. Secara yah, family time itu banyak sekali manfaatnya :
1.     Family time itu bisa menjalin keakraban antar anggota keluarga
2.    Family time bisa menghilangkan stress, yaiyalah wong kesehariannya berjibaku dengan segudang pekerjaan yang tak ada habisnya
3.    Family time bisa menjadi ajang sharing yang baik
4.    Family time bisa mengajarkan suatu hal baru pada anak
5.    Family time adalah waktu yang baik untuk menujukkan perhatian kita pada anak
6.    Family time bisa menambah kebahagiaan keluarga
7.    Family time juga bisa jadi ajang untuk memperhatikan perubahan pada anak

Banyak sekali manfaat family time. Dan family time saya bersama anak dan suami minggu kemarin adalah staycation. Yups, saya memilih staycation karena :
1.     Pengen piknik tapi cuaca hujan melulu, staycation adalah pilihan yang tepat
2.    Keseharian saya dan suami adalah bekerja, sementara rumah masih numpang orang tua, dengan staycation, saya, suami dan anak benar-benar memiliki family time tanpa takut keganggu siapapun

Karena staycation kali ini tuh niatnya adalah family time, saya benar-benar meluangkan waktu buat keluarga. Saya yang biasanya kemanapun membawa lepy, kali ini TIDAK. Sayang yang biasanya enggak bisa terpisahkan sama smartphone, kali ini TIDAK. Saya yang biasanya narsis dimanapun dan kapanpun, kali ini TIDAK. Dan hotel yang kami pilih juga bukan hotel yang ‘wah’ ataupun instagramable. Yang penting mah nyaman dan di tengah kota.

GRAND ORCHID SOLO – Hotel under 300K di tengah kota Solo

Biasanya, hotel yang berada di tengah kota itu harganya rata-rata mahal. Tapi, berbeda dengan hotel yang satu ini. Hotel bintang 2 ini memang tergolong hotel lama, tapi tempat yang strategis, harga murah tapi ruangan nyaman menjadi nilai plus tersendiri.

Grand Orchid Solo, hotel ini berada di antara Novotel Hotel dan Ibis Hotel. Hotel bertingkat 8 ini ternyata mempunyai 118 kamar dengan 6 tipe, yaitu :
ü  1 Royal Orchid Suite
ü  1 President Suite
ü  1 Suite Room
ü  6 Studio Suite
ü  59 Deluxe Rooms
ü  50 Superior Rooms

Dengan fasiltas setiap kamarnya adalah :
ü   AC Split
ü  LCD TV 32’’ dengan 41 TV Channel, IDD Calls
ü  Shower dengan air panas maupun dingin
ü  Mineral water
ü  Bathroom Amenities

Selain itu, Grand Orchid Solo juga mempunyai fasilitas lain, seperti :
ü  Welcome drink
ü  Gratis antar jemput dari atau ke airport/stasiun
ü  Fax dan email
ü  1 Restaurant dengan WiFi
ü  Landry dan dry cleaning
ü  24 jam room service
ü  2 meeting room dan 1 function room
ü  Rental mobil
ü  Massage dan spa

Sementara ruangan yang saya dapat kemarin adalah Deluxe Room  tanpa sarapan. Sebenarnya, untuk harga yang sama sich saya bisa dapat Deluxe Room with Breaksfast, etapi karena saya salah klik dan memang niat makan sembari menikmati Car Free Day Solo, okelah saya Cuma menikmati bobok syantiek di Grand Orchid Solo.

Review Grand Orchid Solo

1.     Area Parkir
Biasanya nih, area parkir untuk mobil dan motor itu kan beda tempat, tapi kalau di Grand Orchid mah jadi satu. Menurut saya, area parkirnya kurang luas. Pas saya masuk, pakai antre.
2.    Loby
Masuk dari parkiran, ada pintu kaca, langsung ada beberapa kursi dan satu meja. Masuk dikit baru receptionist, di depan receptionist juga ada beberapa kursi dan satu meja.


Pintu Masuk Grand Orchid Solo

Ruang Tunggu Setelah Pintu Masuk - Grand Orchid Solo

Receptionist - Grand Orchid Solo


Ruang Tunggu depan Receptionist - Grand Orchid Solo

Masih sama seperti area parkirnya, menurut saya lobynya kurang luas.

3.    Lift
Liftnya enggak Cuma satu atau dua, ada beberapa. Saya suka karena ada lift yang agak besar dan kecil.

4.    Kamar
Meskipun saya memilih kamar tipe deluxe, untuk hotel bintang 2, kamarnya sich lumayan. Lumayan luas, lumayan nyaman.

Saya memilih deluxe room dengan king bed. Bednya menurut saya gedhe, bisa muat 4 orang, hehehe.

Kunci Jendela mudah di buka

Kopi, Teh, Susu, Gula dan Creamer

Sofa di dekat jendela

Pembuat Kopi/Teh

Ada almari yang lumayan luas, 1 plastik laundry dan 1 sandal hotel.

Untuk minum sich lengkap, ada 2 botol air mineral, gula, creamer, teh maupun kopi serta thermos. Cuma enggak ada kulkasnya.

Yang saya suka dari Grand Orchid itu, selain ada meja kerjanya, ada juga sofanya. Oh ya, ada buku menunya yang menurut saya sich untuk kelas hotel mah terbilang murah. Etapi, saya malah enggak pesan dan enggak tahu restaurantnya. Jadi enggak ada reviewnya, yah... hehehe...

Yang kurang saya suka adalah jendelanya. Jendelanya ini bisa dibuka dan malah buat mainan sama anak saya. Apalagi di dekat jendela kan ada sofanya, jadi anak saya bisa naik dan main buka tutup jendela.

Oh ya, waktu itu saya dapat view ke arah kolam renang Ibis Hotel. Jadi dari dalam kamar bisa liat para pengunjung yang berengang. Hehehe... (doain next time bisa staycation di sana yah Guys, Aamiin)

5.    Kamar mandi
Hampir samalah kayak kamar mandi di hotel-hotel lain, ada shower dengan air dingin maupun air panas. Saya suka showernya, jadi shower zaman dulu, besar. Oh ya, untuk mandi, ada pembatas kacanya.




Toiletnya WC duduk. Ada 3 handuk, 2 handuk besar dan 1 handuk kecil. Ada 2 sikat gigi, 2 odol. Dan tempat sampahnya juga ada di kamar mandi. Etapi menurut saya, tempat sampahnya kurang gedhe. Hehehe...

Di depan pintu kamar mandi, pas keluar gitu kita bakalan langsung dapat kaca yang panjang yah. Kayak foto di bawah ini :


#BisaJadi Staycation dengan StayGuarantee Traveloka

Bener banget kalau saya pesan kamar di Grand Orchid ini lewat Traveloka. Mana saya pesannya itu jam 12 malam loh, makanya sampai salah klik. Maunya pesan yang Promo Deluxe with Breakfast malah ngeklik yang Deluxe Room Only. Wkwkwkwk...

Kenapa sih saya pesannya lewat Traveloka?
1.     Karena saya memang sudah menginstal aplikasinya.. LOL... #abaikan. Saya suka Traveloka itu karena Traveloka itu jaminan harga jujur. Jadi, harga yang tertera adalah harga final yang harus dibayar. Enggak ada dech tambahan harga lain seperti pajak atau endebrew-endebrew.
2.    Pembayaran di Traveloka itu beragam. Mulai dari transfer, kartu kredit, ATM, CIMB Cliks,    BCA Klikpay, Mandiri Debet, Indomart maupun Alfamart #kayakbelanjadionshop yah? Pas beli pulsa (Traveloka kan sekarag ada pulsa dan internetnya) saya pernah nyoba membayar lewat Indomart dan ATM. Etapi Cuma dikasih waktu buat bayar kurang lebih 10 menitan gitu. Enggak langsung bayar, #JadiBisa gagal #ehhh. Etapi pas pesan kamar hotel ini, karena jam 12 malam, saya bayar pakai BCA Klikpay. Udah langsung beres...
3.    Traveloka itu dilengkapi dengan fitur StayGuarantee. StayGuarantee yaitu jaminan dari Traveloka yang memastikan kita dapat menginap di akomodasi yang telah kita pilih. Dan saya bener banget merasakan fasilitas ini. Nyampai di hotel, ditanya  pesan atas nama siapa, diminta KTP, tanpa harus nunggu lama langsung dikasih kunci hotel. Enggak nyampai 10 menit loh, cepet banget pokoknya.

Buka Aplikasi Traveloka

Cari Hotel

Pesan Hotel

Review Pemesanan Hotel

Bayar Pemesanan

Voucher Hotel

Oh ya, fitur StayGuarantee ini bisa kita dapatkan jika melakukan klaim StayGuarantee, yaitu dengan cara :
ü  Buka aplikasi Traveloka (min versi 2.9) dan klik menu PESANAN
ü  Pilih pesanan hotel yang mau diklaim dan klik LIHAT VOUCHER HOTEL
ü  Lalu, ketuk tombol BUTUH BANTUAN CHECK-IN? Di voucher hotel kita, lalu ketuk KLAIM GARANSI
ü  Lengkapi formulir garansi dan AJUKAN PERMOHONAN KLAIM ANDA. Oh ya, untuk fitur StayGuarantee, Tim Support Traveloka butuh waktu kurang lebih 24 jam setelah kita mengajukan klaim yah.
4.    Traveloka itu banyak promonya. Instal dan download aplikasi Traveloka, itu beneran banyak promonta loh, saya kemarin memanfaatkan promo kupon diskon 15%
5.    Ada poinnya juga. Etapi, kalau sudah menggunakan kupon diskon, kita enggak dapat poin, #JadiBisa pilih salah satu yah, mau pakai kupon diskon apa mau poinnya?

Nah guys, ini adalah cerita family time saya dan keluarga kecil saya. Thankyuuu yah Traveloka, karenamu kami #BisaJadi family time dengan cara staycation murah meriah tapi enggak murahan... hehehe.. J