Minggu, 17 September 2017

SURGA DI LERENG GUNUNG MERBABU

SURGA DI LERENG GUNUNG MERBABU


Di mana letak surga itu

Biar kugantikan tempatmu denganku

Adakah tangga surga itu

Biar kutemukan untuk bersamamu...

Lirih lagu Tanpa Kekasihku mengalun jelas dalam gendang telingaku. Tentang seorang yang ditinggal ke surga oleh sang kekasih. Tentang kerinduannya dan inginnya berjumpa ke surga sana.

“Argh...” Aku tersenyum kecut.

Pikirku menerawang akan liriknya. Surga! Apakah surga itu? Di manakah dia berada? Bagaimana bisa kuttemukan jalan ke sana? Ada apakah di sana?


Sederet pertanyaan yang acapkali kutanyakan pada siapa saja yang kutemui. Hingga pada suatu hari, pertanyaan itu keluar dari mulutku dan kaupun menjawabnya bukan dengan kata. Pada Minggu yang cerah, dengan motor bebekmu, kau mengajakku ke surga. Surga yang benar-benar surga, surga yang mampu membuatku bersyukur dan sungguh mengagumi lukisanNya.

“Hari ini kita tidak akan ke mall maupun staycation di hotel,” ucapmu kala itu. Kau sungguh memahamiku. Aku, perempuan yang lebih menyukai mall dan hotel daripada menikmati lukisanNya. Dan tak perlu dijelaskan, kau cukup tahu mengapa dan kenapa.

Tanpa banyak protes, aku hanya bisa menurut. Meski di tengah perjalanan aku sempat bertanya karena sedikit banyak aku tahu arah mana yang kami tuju. Satu arah ke daerah dataran tinggi di lereng gunung Merbabu.

Kaki gunung Merbabu tak asing dalam pandanganku. Aku pernah beberapa kali menikmati keindahan alamnya. Memanjakan mata dengan pegunungan nan hijau, menikmati langit biru dengan deretan lautan nan hijau di bawah sana. Menghirup udara segar pegunungan meskipun terkadang aku bergidik karena merasakan udara sidikit menusuk sum-sum.

“Kita mau ke mana?” Tanyaku demi menjawab rasa penasaranku.

“Ke surga,” jawabmu dengan singkat.

Aku mengernyitkan mata.

“Jangan bilang kau menapak tilas jejakmu dengannya,” ucapku sedikit sewot.

“Plisss, jangan bahas dia!” Jawabmu dengan nada sedikit sinis.

Aku terdiam. Aku enggan banyak berkata. Apalagi tentang dia. iya, dia yang pernah menghuni hatimu. Dia yang selalu menyukai lukisanNya. Setidaknya dia, berbeda denganku.

Kita terus melaju. Melaju melewati jalan yang terus menanjak dan matapun semakin dimanjakan dengan pemandangan yang begitu indah. meskipun panas matahari sedikit menyengat, tapi udara dingin tetap merasuk dalam sum-sum. Meski begitu, aku menyukainya.

Hampir satu jam kami perjalanan kami, hingga akhirnya ku menyadari bahwa kami hampir sampai tujuan.

“Kau pernah bilang, kau pengen ke Gancik, kan?” tanyamu lalu memarkirkan motor dan kemudian membantuku melepaskan helmku.

Aku turun dari motor, mataku menerawang ke sekeliling. Ku tatap nan jauh di sana, sebuah tulisan “Gancik Hill Top”.


“Di sana?” tanyaku polos sembari menunjuk ke atas sana.

Sungguh, pemandangan nan indah yang selama ini sering kali kulihat di dunia maya itu butuh perjuangan untuk menjangkaunya. Untuk menuju ke sana memang cukup membayar tiket dan parkir sebesar lima ribu rupiah saja. Akan tetapi... jalan menanjak hampir 2 km dengan suasana jalan selebar satu meter yang sudah dicor itu membuatku tak yakin kalau aku akan kuat sampai di atas sana. Sialnya, motor kami tidak diizinkan sampai di atas. Kalaupun mau ke atas tanpa jalan, ya ngojek saja. Cukup merogoh sepuluh ribu dan dua puluh ribu kalau pulang-pergi.

“Kau kuat, kan?” tanyamu melirikku.


Aku mengangguk. Dengan penuh semangat, aku berjalan mendahuluimu. Menikmati pemandangan sekitar yang membuatku terpesona. Tapi, baru seperlima perjalanan saja nafasku sudah tersengal, wajahku memerah menandakan kalau aku sudah merasa lelah.

Kau meraihku, menggandeng tanganku. “Yakin?” tanyamu ragu.

Aku mengangguk dan kembali berjalan. Tapi... beberapa langkah saja. Akhirnya aku menyerah. Kita naik ojek untuk sampai di atas sana.


Meskipun ojeknya sudah cukup berpengalaman dan sudah hafal betul dengan medannya, tetap saja aku merasa ketakutan. Bagaimana tidak? Jalannya hanya setapak, memang sudah dicor, tapi kiri kanan kami adalah ladang miring. Sesuatu hal yang berbahaya jika kami terjatuh. Selain itu, jalanannya juga menanjak dan berkelok. Ada kali kecil di pinggir jalan yang membuatku ngeri. Hingga sepanjang perjalanan, aku tiada henti melafalkan doa.

***
Horeee... aku sampai di atas awan. Hahaha... LOL

Batinku menjerit bahagia. Ya, bagaimana tidak bahagia, aku tengah berada di surgaNya. Dalam lukisan indah yang membuat mataku takjub dan tiada henti mengungkapkan rasa syukur.

Dari sini, aku mampu melihat kemegahan gunung Merapi. Menyaksikan kota Boyolali dari ketinggian. Lautan nan hijau dan jejeran perumahan sungguh begitu indah.


“Siang hari saja sudah begini indahnya, bagaimana kala senja maupun malam hari?” ungkapku penuh takjub.

Di tempat yang sejuk ini, tak lupa kuabadikan lukisanNya dalam selembar foto. Sebagai perempuan kekinian, tidak lupa juga aku memposting perjalananku kali ini ke sosial media. Bagiku, sangat disayangkan jika surga yang satu ini tak dipublikasikan di media.

Yang membuatku semakin betah saat di Gancik bukan karena pemandangan yang indah dan udara nan sejuk, melainkan di Gancik banyak sekali menara pandang yang bisa jadi spot selfie nan asyik.

“Berfoto di sini, pasti bakalan bikin aku jadi anak hits... hehehe,” batinku terkekeh.

Dan seperti biasa, setiap kali kita jalan berdua, kau pasti akan menjadi sopirku, menjadi bodyguardku, menjadi baby sitterku dan tentunya menjadi fotograferku. Memiliki dirimu adalah satu paket lengkap dalam hidupku. Kau memang bukanlah yang sempurna, tapi kau adalah cerita yang menyempurnakan hidupku. Kau mampu mengerti dan memahamiku, bahkan kaupun mampu menjadi apa yang aku mau. Dan kau... adalah anugerah terindah yang tiada pernah mampu kudefinisikan dengan kata.

Akupun akhirnya mengabadikan moment di beberapa spot. Adapula spot ala-ala menara yang membuatku tergoda untuk naik ke atas. Dari bawah kau memotretku. Aku tak lupa berpose. Membayangkan diri ini kalau aku adalah seorang rapunsel yang tengah menanti kehadiran sang pangeran.



Agak lama kita menikmati surgaNya yang satu ini. Hingga akhirnya aku merasa bosen.

“Turun, yuk,” ajakku.

“Yakin?” tanyamu ragu.

Aku mengangguk. Hingga kaupun menawarkan lagi, mau jalan atau naik ojek seperti tadi. Dan aku mengajakmu jalan kaki. Ya, kali ini aku yakin, sangat yakin kalau aku kuat. Toh jalanan turun, aku tak akan secapek tadi. Yah, meskipun aku tetap saja merasa lelah.

***

Beberapa hari kemudian...

Memotret dan mengabadikan sesuatu lalu mempostingnya di dunia maya memang sudah menjadi ritual wajibku. Kau tahu itu. Bahkan kaupun memahami, bahwa aku lebih update tentang gosip artis daripada gosip tetangga meskipun tetangga depan rumah sekaligus. Kau memahami sendiri, dunia mayaku tak banyak berbeda dengan dunia nyataku. Tak heran bagimu jika aku memang banyak berkawan meski belum pernah berjumpa.

Kaupun tahu, aku pasti sudah mengupload beberapa foto perjalanan kita ke dunia maya. Ya, sudah banyak yang melihatnya dan beberapa kawan dari luar daerah yang kepo dan iri pada keindahan surga di lereng Merbabu itu.

Bahkan, tak segan mereka bertanya soal akomodasi menuju Gancik Hill Top. Tanpa pikir panjang, kuceritakan tentang semua rutenya. Apabila mereka datang dari luar daerah, mereka bisa naik pesawat ataupun kereta api. Untuk mendapatkan harga tiket yang murah, mereka bisa memanfaatkan promo tiket di tiket.com. Pun soal harga menginap di hotel. Kau tahu sendiri kan, tiket.com sering sekali ada promo? Bahkan aku sering mendapatkan email promo dari tiket.com.

Mereka tak akan rugi mendatangi Gancik Hill Top. Toh surga di lereng Merbabu tak hanya Gancik, ada Alam Sutera, Omah Bambu, Suro Teleng bahkan sampai Ketep Pass dan kita tak hanya berkelana sekitar Selo, Boyolali saja, melainkan kita akan berkelana ke Magelang.

Argh, berbicara soal perjalanan memang tak ada habisnya. Terima kasih untuk cerita yang indah di surgaNya. Aku berharap, kelak kita akan menjelajah surga lainnya dengan cerita yang penuh cinta...

GALERI FOTO GANCIK HILL TOP













Saya adalah apa yang Anda pikirkan! . Jika Anda pikir saya baik, Anda akan memahami kesalahan saya, mau mendengarkan dan memberikan rasa empati, kenapa orang baik bisa membuat kesalahan... . Jika Anda pikir saya buruk, setiap kebaikan apapun dari diri saya tetaplah kesalahan/kejahatan... . Jika Anda pikir saya pintar, Anda akan maklum jika saya salah berpendapat. Manusia tempatnya salah. . Jika Anda pikir saya bodoh, berapapun prestasi saya itu hal yang biasa bagi Anda. . Setiap manusia punya selera, silahkan menilai saya sesuka Anda. Anda boleh memberikan penilaiab pada saya dari apa yang Anda lihat, dari apa yang Anda dengar dari orang yang suka atau tidak suka dari saya. Inilah saya... . . Dan waktu juga akan memberi tahu pada saya, bagaimana Anda? Apakah Anda menyukai saya atau tidak. . . Waktu adalah cara yang paling jujur untuk membuktikan siapa kita, karena tak selamanya kita bermain drama. 😉😉😉 #selfreminder #boyolalikita #boyolalisekarang #boyolalihits #boyolalikekinian #ayodolanbareng #blogger #bloggersolo #bloggerboyolali #emakblogger #momblogger #bloggerperempuan
A post shared by Wendy's Family (@ayo_dolanbareng) on

16 komentar:

  1. wah Mbak Witri narasi dan dialognya kece, kayak baca nov fiksi, top lah=)

    BalasHapus
  2. di ketinggian kita bisa banyak melihat hal yg menarik ya

    BalasHapus
  3. Cakep mbak viewnya. Pergi ke gunung nggak ngebosenin emang.
    Btw, sempet2nya mbak nanyain tentang 'dia' hihihi

    BalasHapus
  4. Oh ini yang kemarin dibahas di grup. Emang bagus ya Mba.. Walaupun jalanannya berliku, tapi rasanya puas ya sampai di atas. Jadi pengen kesana juga. :)

    BalasHapus
  5. view nya keren
    ternyata rame juga ya....banyak yg suka kesana berarti

    BalasHapus
  6. Aaaaaa viewnya cakep banget
    Aku mau dong kesana juga

    BalasHapus
  7. Benaran kayak berada di atas awan ya mbak. Semoga aku bisa pergi ke surga tersembunyi di daerahnya mbak dengan pasangan ku kelak. Amin.

    Singgahi juga surga tersembunyi di daerahku, ini lebih menantang lagi perjalanannya mbak. :) http://www.yellsaints.com/2017/09/hutan-leuser-surga-tersembunyi-ini-lima.html

    BalasHapus
  8. Ini tempat wisata kekinian ya mba, yg bisa foto-foto di ujung papan gitu? Hehe..

    Saya suka sama narasinya, 'first person' jadi berasa ngalamin juga. Bagus juga ya pemandangan di Gencik itu.. :D

    Salam, Raafi
    Owner Plaza Bisnis

    BalasHapus
  9. Aku baca lirik itu sambil nyanyi hahaha, jadi keinget aktingnya mbak Agnes Mo dan babam Zumi Zola di video clipnya.


    Haaaaa lereng gunung Merbabu ternyata secakep ini! suka lihat pijakan-pijakan kayu itu. Sungguh instagrambale :D

    omnduut.com

    BalasHapus
  10. Serasa baca narasi novel nih. Jadi kangen nulis ala novel gini deh hahaha
    Btw, tempatnya asyik yak kalau di malang semacam di wisata Gunung Banyak Batu

    BalasHapus
  11. wah ini sih keren tempatnya...bisa teriakkkkk sepuasnya kalokesini..ahahaha

    BalasHapus
  12. Hahahah bawa2 "dia" :D

    Keren yak, asyik tu tempatnya buat pacaran, aku kyke gak bakal bawa anak2 kalau ke sana, anak2 dititipin mbahnya aja haha :P

    BalasHapus
  13. Seru ya kayaknya bayangin maen di kaki gunung merbabu. Pas ke dieng takjub banget karena lihat banyak puncak gunung yang salah satunya adalah gunung merbabu

    BalasHapus